Blog milik Ria Rochma, blogger Gresik, Jawa Timur. Tulisan tentang parenting, gaya hidup, wisata, kecantikan, dan tips banyak ditulis di sini.

Ajarkan Anak-Anak Bereskan Mainannya Sendiri [Day 21]

| on
Senin, Desember 10, 2018
Seperti postingan saya sebelumnya, supaya saya ngga stres ketika libur, saya delegasikan sebagian pekerjaan rumah ke orang lain. Setiap hari kerja dan pulang langsung urus anak, hari libur jadi seperti hari istimewa. Tapi saya ngga mau lah, hari libur yang istimewa itu malah kepotong sama pekerjaan rumah yang memakan banyak waktu. Ya sudah, delegasikan saja pekerjaan harian ke orang lain.

Tapi, kadang ada rasa ngga puas ya sama kerjaan orang lain ini. Ya namanya juga yang mengerjakan orang lain, ngga sesuai keinginan kita juga bakal terjadi ya kan? Akhirnya nih, ujung-ujungnya, ya saya beresin sendiri. Meskipun ngga semua kerjaan rumah yang saya delegasikan tadi. Sebagian ajah.

Seperti beres-beres rumah.

Sejujurnya, saya suka beres-beres rumah. Karena saya ngga suka lihat rumah nggak rapi. Tapi ya ngga sampai pada keinginan rumah rapi jali layak posting di instagram ya. Haha. Kalau itu mah, yang punya rumah punya banyak waktu banget buat beresin printilan di rumah dan mendekor interior sesuai keinginan.

Saya beresin rumah setidaknya saya nggak sampai ada perasaan suntuk lihat rumah kaya kapal pecah saking berantakannya.

Kenapa saya suka beres-beres rumah? Karena saya punya alergi terhadap debu, Sodara. Kalau rumah kotor dikit karena lama ngga dibersihkan debunya, bisa dipastikan saya bakal bersin terus dan bakal sakit. Kalau sudah seperti ini, wassalam deh. Semuanya bakal tertunda dan sayanya jadi uring-uringan.

Mbak yang biasa bantuin saya, memang tiap hari beresin rumah yang berantakan. Tapi karena saya sendiri punya barang-barang yang saya simpan di dalam kardus atau box yang kadang saya keluar masukkan isinya, dia ngga berani buat beresin. Takut salah masukkan juga. Hm, soal ini saya agak cerewet memang karena saya orangnya suka mengorganisir barang sendiri supaya pas saya cari, gampang nemuinnya.

Walhasil, setidaknya sebulan sekali, saya basmi itu debu-debu. Setiap setengah tahun sekali, saya sortir barang-barang di rumah yang ngga terpakai. Biasanya sih souvenir nikahan, buah tangan dari orang yang punua hajat, sampai mainan anak-anak yang nggak terpakai. Nanti saya berikan ke orang lain yang butuh atau saya letakkan aja di samping tong sampah depan rumah, gitu saja sudah ada yang ambil.


Berdayakan Anak-Anak

Saya ini kan malas ya kalau lihat mainan anak-anak berceceran di lantai kalau sudah di pakai. Apalagi kalau teman-temannya Arya main ke rumah dan semua mainan dikeluarkan. Tahan hatilah, biarin dulu sampai mereka selesai mainan dan puas, baru berdayakan anak-anak buat beresin mainannya.

Yang saya tanamkan ke anak-anak saya adalah kalau mereka nggak mau beresin mainan, berarti mereka nggak merasa bahwa mainan itu adalah tanggung jawabnya. Dan kalau ngga merasa bertanggung jawab, berarti mainan itu boleh saya buang.

Saya gampang ajah kok ke anak-anak soal beresin mainannya. Saya kasih tau kalau mainan itu, mereka sendiri yang harus beresin. Sekali dua kali, kalau langsung dilaksanakan Alhamdulillah. Tapi kalau ngga segera dilaksanakan padahal udah diingatkan, biasanya saya ambil sapu dan bilang, "Mama mau nyapu nih. Mainannya diberesin atau sekalian Mama sapu?"

Akhirnya, bergeraklah mereka buat beresin mainan.

Beresin rumah itu selain ajarkan anak untuk tanggung jawab pada barang-barang milik mereka sendiri, juga ajarkan beberapa hal. Anak-anak akan belajar bekerja sama untuk bersama-sama membereskan barang-barang yang berserakan, tanpa melihat barang ini milik si kakak atau milik si adik. Tapi ya nggak semulus itu juga sih ya, kadang Arya iri karena Fatin ngga bisa cepat beres-beresnya. Kalau alasan begini, saya kasih tau kalau adiknya masih dua tahun, ngga bisa cepat karena dia masih belajar untuk mau merapikan barang-barangnya.

Selain itu, anak-anak juga akan belajar untuk membantu orang tua. Kasih pengertian tentang memberi bantuan ke orang lain tanpa pamrih, juga pengertian bahwa orang tua itu bukan Wonder Women, tapi juga butuh bantuan dari anak-anaknya. Hal lainnya, anak-anak juga belajar untuk mengaplikasikan ucapan: terima kasih, tolong dan maaf.

Salam.
9 komentar on "Ajarkan Anak-Anak Bereskan Mainannya Sendiri [Day 21] "
  1. Alhamdulillah anak-anakku sudah lulus disiplin membereskan mainan, termasuk si bontot yang masih 2 tahun 8 bulan. Saya punya prinsip, silakan rumah kayak kapal pecah pagi sampai petang, tapi malam hari sebelum tidur, semuanya harus cleannnnn. Jadi, sebelum tidur, biasanya mulai dari 7 malam, anak-anak saya dengan kesadaran sendiri mulai satu epr satu membereskan mainan yang sejak pagi sampai sore sudah mereka berantakin.

    Saya pribadi, bangun tidur kalo lihat rumah kayak kapal pecah, itu semangat saya bisa terjun bebassssss. Makanya malam sebelum tidur rumah harus rapih, biar besok paginya bisa mulai jadi Bibi Ijah lagi dengan penuh semangat.

    BalasHapus
  2. Ini nih yang benernya. Mengajarkan anak membereskan rumah mulai dari membereskan mainannya sendiri. Biar mereka mulai lebih bertanggung jawab. Seneng deh kalau lihat adik bisa main dan beresin mainannya sendiri.

    BalasHapus
  3. Duuh mbak Ria, kita samaan bangettt. Suka ngga "ngeh" sama hasil bebersihan orang lain 😆. Saking perpeksionisnya kita yaa.
    Nah ini samaan lagi, minta anak beresin mainannya sendiri. Awalnya ngga tega, tapi lama-lama rupanya kasih manfaat buat anak agar bisa lebih disiplin sama barang-barangnya. Selain pula Ibunya bisa terbantukan pekerjaan rumahnya hehe.
    Thanks for sharing mbak Ria ^^.

    BalasHapus
  4. Wah sepakat. Saya juga suka ajarkan anak saya membersihkan mainannya dan bahkan aktivitas bersih2 rumah jdi bonding utk anak dan ortu krna kerjasamanya.

    BalasHapus
  5. Setuju banget
    Anak harus diberi tanggung jawab, minimal untuk barang-barang pribadinya. Mainan ya termasuk barang pribadi dia. Habis main harus dibereskan sendiri.

    Makin besar bisa ditambah dengan melibatkan dalam kerjaan-kerjaan ringan seperti mencuci piring, minimal piring makannya sendiri, menyapu dll. Agar terbiasa terlibat dalam kerjasama

    BalasHapus
  6. Mengajarkan anak-anak untuk belajar membereskan barang-barang di rumah memang butuh kesabaran ya. Ada yang langsung gercep, ada yang lama. Dan terpenting mengajarkan membereskan barang-barang gak hanya punya sendiri, tapi yang terlihat berantakan ya dibersihin.

    BalasHapus
  7. Penting banget memang melibatkan anak-anak dalam urusan rumah. Saya juga pernah buang mainan anak gara2 gag mau bersihkan. Diambil lagi sama dia habis itu dibersihkan juga...

    BalasHapus
  8. Bener banget, sedari kecil anak memang harus diajarkan untuk membersihkan rumah.. Agar kelak bisa menjadi anak yang rajin, dan bisa mengurus dirinya sendiri disaaat sudah besar nanti..

    BalasHapus
  9. Aku masih kesulitan nih mbak minta anak buat beresin mainannya sendiri. Kadang mau tapi lebih seringnya nggak mau. Perlu proses sih ya pastinya

    BalasHapus

Jangan lupa kasih komen setelah baca. Tapi dimoderasi dulu yak karena banyak spam ^____^

Custom Post Signature

Custom Post  Signature