Blog milik Ria Rochma, blogger Gresik, Jawa Timur. Tulisan tentang parenting, gaya hidup, wisata, kecantikan, dan tips banyak ditulis di sini.

Kenapa Saya Nggak Baper Ketika Keinginan Saya Belum Dikabulkan Oleh Tuhan? [Day 24]

| on
Kamis, Desember 13, 2018
Katanya, Tuhan itu tidak mengabulkan apa yang kita inginkan, tapi apa yang kita butuhkan. Hanya saja, kadang kita sebagai manusia ngga sabar ketika keinginan kita nggak segera terpenuhi. Isinya menggerutu saja, kenapa kok ngga bisa segera punya ini, atau ngga bisa segera ke sana, atau ngga bisa segera jadi begini.

Lebih mengerutu lagi, ketika segala planning yang sudah kita buat, ternyata proses dan hasilnya nggak sesuai dengan apa yang kita inginkan. Padahal, harapannya adalah, ketika gagal di planning A, maka secepatnya beralih ke planning B supaya ngga lama-lama terpuruk dan keinginan kita bisa segera kita dapatkan.

Apakah saya seperti itu? Iya, masih sering. Ini evaluasi untuk diri saya sendiri sebenarnya. Tapi Alhamdulillah, orang-orang di sekitar saya tidak memaksa saya untuk mendapatkan apa yang saya inginkan.

Misalkan saja, ketika saya ingin S2. Ini sebenarnya ini adalah keinginan saya sendiri semasa saya masih kuliah. Dengan merancang planning begini dan begitu, salah satunya setelah lulus kuliah S1, akan lanjut kuliah S2. Tapi apalah daya, rencana ini ya sampai sekarang masih rencana.


Setelah saya lulus, saya malah tertantang untuk cari kerja dulu. Rencana untuk lanjut S2, saya pending dulu, tapi saya sudah sampaikan rencana ini ke orang tua. Ya kali ajah, beliau berdua tetap mau biayain meskipun saya nanti mungkin sudah dapat kerja.

Tapi makin ke sini, saya makin keenakan sama rutinitas mengajar dan cari uang dari blogging dan buzzing. Lama-lama keinginan untuk S2 itu ngga muncul lagi. Apalagi sudah ada Arya dan Fatin, ditambah lagi Bapak sudah meninggal. Kepikiran juga tentang nitipin dua anak ini karena ibu malah melarang mereka dititipin di day care.

Eh, tiba-tiba dua bulan yang lalu saya dijawil sama teman satu kantor yang juga jadi dosen di Universitas Terbuka. Dia tanya, kenapa ngga lanjut S2 saja terus abdikan ilmunya di Universitas Terbuka? Karena kampus ini butuh banyak dosen dengan spesifikasi keilmuan yang saya punya. Ah, jadi kepikiran kan ya. Keinginan yang udah lama ada tapi belum juga saya wujudkan.

Selain kuliah S2, saya juga ingin beli kamera profesional. Wkwkw.. mampu sih mampu ya buat beli tapi kok belum juga berangkat.

Sering saya rayu suami saya buat belikan. Atau, kalau dia ngga mau belikan, pakai duit saya deh. Meskipun pakai duit saya, tapi kan ya harus cerita dulu kalau mai beli. Uangnya kan banyak juga buat nebus satu kamera. Tapi dia selalu memberikan argumen yang sampai sekarang belum bisa saya patahkan.


"Memangnya beli kamera besar buat apa? Kamera hape kamu yang sekarang belum mumpuni?"

Masalahnya, dia sudah berani belikan ponsel dengan spesifikasi kamera yang sebenarnya sudah saya butuhkan. Dan ya memang sih, hasil kameranya sudah bagus meskipun usia ponselnya sudah lebih dari dua tahun. Udah banyak ponsel dengan spesifikasi yang lebih baik lagi tapi saya sendiri masih belum kepikiran buat upgrade.

Dan lagi, feed instagram saya sepertinya sudah cukup baik sementara ini hanya dengan pakai kamera dari ponsel ini. Tinggal belajar lebih giat lagi saja untuk ambil angle dan perhalus editing.

Tuh kan, lagi-lagi saya sendiri yang mem-pending keinginan. Tapi apa ya saya menyerah buat beli kamera besar? Nggak lah. Ada saatnya nanti saya akan beli, setelah saya betul-betul desperate sama kamera ponsel. Wkwkw.

Begitulah. Mungkin memang Tuhan tidak segera mewujudkan keinginan saya, ya karena saya belum butuh-butuh banget. Dan saya sadar betul lho, bukan malah baper. Haha.






Be First to Post Comment !
Posting Komentar

Jangan lupa kasih komen setelah baca. Tapi dimoderasi dulu yak karena banyak spam ^____^

Custom Post Signature

Custom Post  Signature