Blog milik Ria Rochma, blogger Gresik, Jawa Timur. Tulisan tentang parenting, gaya hidup, wisata, kecantikan, dan tips banyak ditulis di sini.

(Flash Fiction) MFF #11 : Pergi

| on
Kamis, Mei 02, 2013

Di depanku, sudah ada dua gelas jus alpukat, jus kesukaanku. Di hadapanku, mas Marno sedang duduk dengan malas, menatap arus orang yang tak henti bergantian keluar masuk gerbong kereta. Kuperhatikan nota pembayaran jus atas nama mas Marno. Sedikit terbelalak aku dengan uang yang dihabiskan mas Marno untuk dua gelas jus alpukat. Tiga puluh enam ribu rupiah.

"Mas, mahal sekali." Keluhku, tapi tak ditanggapi mas Marno. Dia masih tetap memperhatikan sekitar, masih diam. Merasa kalau sikap tubuhku yang aneh karena harga yang tertera di nota, mas Marno cepat-cepat mengambil nota itu, meremasnya lalu membuang di sembarang tempat. Kemudian dia kembali diam, aku pun tak berani mengajaknya berbicara.

Menit-menit berlalu. Akhirnya kuberanikan diri berbicara dengan mas Marno. "Mas, jusnya mahal ya."

Kuperhatikan mas Marno masih diam. Tak menoleh saat aku berbicara.

"Mas.."

"Kita enggak butuh bicarakan harga jus, Is!" Sentak Marno.

"Kita bicara apa lagi, Mas? Sudah berakhir pembicaraan kita sejak semalam."

"Tapi Is, ini enggak adil buat kamu."

Aku diam sejenak, mencoba tidak mengikuti perasaanku yang memang mengatakan ini tak adil untukku. Kumantapkan hati kembali untuk tetap pada keputusan kami.

"Tak adil lagi bila Mas membagi cinta untukku, sedangkan Mbak Yun sudah hamil sekarang."

"Is.."

"Ah, sudahlah Mas. Jangan diperpanjang lagi. Toh sampai sekarang tak ada bayi di perutku," Ucapku, yang sangat kuusahakan untuk terdengar tak bergetar sedih. "Besok segera urus surat cerai kita."

"Is.."

Aku habiskan jus yang dari tadi hanya separuh aku minum. Siap-siap aku beranjak, namun jemari mas Marno menggenggam tanganku.

"Is, aku tahu kalau kamu mencintaiku."

Ya, aku mencintaimu, Mas. Sejak kita menikah dua tahun yang lalu. Ucapku dalam hati, tapi tak terucap lewat bibirku.

"Bukan masalah siapa mencintai siapa, Mas. Tapi siapa yang rela mengorbankan kebahagiaannya demi orang lain."

"Itu kamu, Is!" Mas Marno sedikit berteriak, membuat genggaman mas Marno menjadi terasa sakit. Aku meringis, mas Marno melepas jemarinya.

"Mbak Yun, Mas, yang berkorban untuk kebahagian keluarga kalian! Sadarilah itu!"

Kulihat mas Marno diam, tak lagi membalas perkataanku. Aku tahu, ada cinta dalam hatinya, untukku. Tapi cinta itu tak boleh berkembang. Aku pupuskan, demi kebahagiaan mereka.

Kudengar pengumuman bahwa kereta yang akan aku naiki sudah sampai di stasiun. Pertanda bahwa aku harus segera mengakhiri perjumpaanku dengan mas Marno pagi ini. Bahkan untuk pagi-pagi selanjutnya.

"Mas, terima kasih untuk semuanya. Jagalah mbak Yun, juga bayimu. 9 tahun adalah waktu yang lama untukmu menunggu si kecil."

Mas Marno memandangku lekat. Tersirat sedih di wajahnya. Aku mengangguk, lalu mengambil koper dan tas jinjingku kemudian beranjak pergi tanpa menoleh lagi.

Ya, tanpa menoleh pada masa lalu yang menjadikanku sebagai istri kontrak supaya bisa memberi mas Marno dan mbak Yun anak untuk mereka. Meskipun akhirnya tak ada anak dari rahimku dan aku memutuskan pergi setelah mbak Yun hamil tiga bulan yang lalu.
24 komentar on "(Flash Fiction) MFF #11 : Pergi"
  1. pertamax yah mak :D
    bener gak nyangka Is itu istri kontrak, aku pikir mas Marno itu selingkuh >.<
    Bagus mak ^.^

    BalasHapus
  2. @ranny. hilangkan tentang perselingkuhan dari otakmu, mak.. *acungkan tongkat Shioban*

    BalasHapus
  3. wow wow... kayaknya saya mulai suka FF dibandingkan cerpen nih... manteb mbak

    BalasHapus
  4. @sabda awal. mungkin karena ada kejutannya.. :)

    BalasHapus
  5. huwah...istri kontrak *geleng2 kepala* :D

    BalasHapus
  6. Langsung ingat Bidadari2 Surga Tere Liye sama Ketika Cinta Bertasbih versi sinetron. Hehehe...

    BalasHapus
  7. @mbak orin. hu'um, istri kontrak. jadi inget film kawin kontrak. :D

    @mbak hairi. iya ya? malah kata teman, ada yang inget kaya film india :)

    BalasHapus
  8. Ummm.. menurutku sih percakapan ttg jus yg mahal itu sekedar sampiran sih...

    BalasHapus
  9. hehehehehe setuju komennya mbak carra :), en setuju tentang mengingatkan akan film india :D *kaboooorrrr :D

    BalasHapus
  10. aku kira si Is itu malah ga bisa punya anak, lalu mas marno menghamili mbak yun. tapi aku berasa dipanggil2 nih sama mas marno. :D
    *panggilanku iis soale*

    BalasHapus
  11. @mbak carra.. jujur, aku kesusahan buat yang berhubungan dengan harga jus itu. kalau mau kita baca ulang, berapa FF teman-teman yang nota itu jadi sampiran? banyak. *pembelaan* *minum jus dulu, mak*

    @mbak na. aku nggak suka film india.. :D

    @mbak isti. hihihi, teryata enggak gitu ya ceritanya? hm :)
    sini, sini, aku panggil-panggil dirimu, mbak..

    BalasHapus
  12. awalnya aku aku nebak kalo dia itu pembantunya atau istri simpanannya..
    ternyata istri kontrak :D

    BalasHapus
  13. hihihihi...ketawa baca komen mak isti.. :D

    aku membayangkan jadi si Is, kok, nyante bahas bon, sementara hatinya sedang dipertaruhkan kalah. Tapi memang bisa aja, ya. wanita itu kan beda-beda cara menyikapi masalah dg segala keunikannya, *halah, opo meneh iki ? #abaikan saja....

    :D nice mbak..

    BalasHapus
  14. @mbak latree. halah, ngakak pisan :D

    @ronal. iyaaaa, istri kontrak. :)

    @DP. kalau bagiku, jus seharga itu mahal booo :D

    BalasHapus
  15. Saya ngakak baca komennya mas Ronal. Etapi bener ini saya terngiang film India yang diperanin Pretty Zinta sama Rani Mukherjee.. (apal bener :D)

    Dan saya mengiranya ini bukan istri kontrak tapi selingkuhan yang diperistri. Nah masalah nota yang dijadikan sampiran, iya kerasanya begitu.. :)

    BalasHapus
  16. Eh.... aduh... aku kira si mas marno selingkuh gak taunya ,...

    BalasHapus
  17. @mbak rini. hahahahahaha, semua ngiranya selingkuh ya? padahal nggak gitu ceritanya :)
    ohya, sekali lagi, aku nggak suka film india :))

    @ade. gak taunya dia ngontrak istri. #eh...

    BalasHapus
  18. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  19. Owhhh aku juga masih menerka, Oke kok twist nya :)

    BalasHapus
  20. Makin mantab aja nih FF nya, Mak! :)

    BalasHapus
  21. @mbak hana. hihihi, menerka-nerkanya nggak usah kelamaan ya. soalnya kan FF cuma berapa kata doang :)

    @mbak al. makasih mbak.. masih belajar sama yang lebih berpengalaman, dari mbak al juga :)

    BalasHapus
  22. selalu ada yg gak terduga dr FF :D

    BalasHapus
  23. @bunda keke naima. karena memang diharapkan ada twistnya :)

    BalasHapus

Jangan lupa kasih komen setelah baca. Tapi dimoderasi dulu yak karena banyak spam ^____^

Custom Post Signature

Custom Post  Signature