Blog milik Ria Rochma, blogger Gresik, Jawa Timur. Tulisan tentang parenting, gaya hidup, wisata, kecantikan, dan tips banyak ditulis di sini.

Alat Perang MPASI? Bisa Kok Nggak Beli yang Mahal

| on
Rabu, Juli 25, 2012
Apa yang anda semua rasakan ketika baby anda sudah waktunya MPASI? Kalau saya, bingung. Pengetahuan saya tentang MPASI sungguh sungguh sungguh dangkal. Berbeda dengan ketika saya memilih untuk memberikan ASI pada anak saya. Informasi yang saya peroleh banyak sekali karena saya bergabung di suatu grup di facebook yang khusus membahas tentang ASI. Sedangkan untuk MPASI ini, saya nilai 70 untuk persiapan MPASI anak saya. Misal neh, ketika saya butuh alat saring bubur, saya baru beli ketika saya sudah mentok sekali mencari alat pengganti saring bubur *ketika itu saya pakai saringan kelapa*.

Persiapan perang MPASI yang belum komplit ada 2 bagi saya, alat dan pengetahuan. Saya bahas satu-satu ya, buibu. Alat apa saja yang anda butuhkan untuk membuat MPASI si kecil? Kalau saya, jawabannya hanya mangkuk stanlis, 2 panci kecil dan besar untuk membuat nasi tim, kotak es batu untuk membuat bubur nasi ketika Puku usia 6 bulan, wadah-wadah penyimpanan untuk menyimpan frozen baby food, kompor, pemeras jeruk, parutan kelapa untuk memarut bahan makanan, mangkuk bubur bayi dan sendok bayi. Hanya itu lho! Saya tidak memiliki slowcooker, warmer, highchair, sendok rupa-rupa *ada yang pakai tempat juga*, penghancur makanan/bumbu, atau thermos makanan untuk travelling. Bagi saya, barang-barang itu mahal harganya dan fungsinya bisa digantikan dengan benda lain yang sudah ada di rumah.

Hanya ini peralatan perang MPASI say. Kotak blok es & kotak penyimpanan frozen baby food, lupa nggak ikut kejepret :)

Seperti warmer. Sejak pemberian ASIP, warmer bagi saya juga tidak terlalu perlu. Saya hanya perlu menghangatkan air, lalu menaruhnya diwadah yang nanti digunakan untuk menghangatkan ASI. Untuk MPASI, warmer digantikan fungsinya oleh magic jar. Begitu juga dengan slowcooker, yang katanya praktis dalam memasak MPASI karena bahan tinggal cemplung, lalu kita tinggal tidur dan matang keesokan paginya. Saya memasak bubur dengan mendadak dangdut. Kok bisa? Soalnya memasaknya dengan lama-lama berdiri di dapur dan kalau capek, badan bergoyang-goyang sendiri *geleng-geleng*. Ketika Puku masih makan bubur halus, saya menerapkan frozen baby food. Jadi, memasak hanya ketika weekend. Praktis. Tapi setelah Puku makan bubur saring, saya memasaknya mendadak di pagi hari. Caranya, saya 'menculik' sedikit nasi yang sudah mau matang sekitar 2 sendok makan. Lalu saya beri air hangat, saya tim. Ketika bubur sudah hampir jadi, saya tinggal memasukkan sayuran saja. Aduk-aduk sebentar, saring. Bisa untuk 2 kali makan dalam 2 hari (untuk hari kedua, saya simpan di kulkas). Memang sih, banyak memakan waktu tapi menyenangkan merasakan ributnya buat makan buat baby kita sendiri.

Highchair, aduh, apa itu? Saya tahunya haighchair hanya ada di resto cepat saji saja. Untuk di rumah? No, no, no.. Tidak terlalu penting bagi saya. Puku biasanya saya dudukkan di kursi ruang tamu, dengan beralaskan perlak. Begitu saja, dia sudah lahap makannya. Kalau rewel? Gendong saja sambil diajak keluar rumah sambil melihat pemandangan di luar. Menurut yang saya baca, highchair lebih berfungsi ketika si kecil dah weaning food alias mencoba makan sendiri. Tapi tetap, bagi saya itu masih bisa digantikan fungsinya. Bisa saja kan si kecil didudukkan di lantai dengan alas perlak atau koran dengan piring didepan dia. Entahlah, hanya cara itu saja yang sementara ini terpikirkan bagi saya karena saat ini Puku belum waktunya weaning food *jitak kepala sendiri*.

Oh ya, ketika awal MPASI, saya pakai sendok makan dari stenlis yang ukurannya kecil. Tanpa sengaja, gusi Puku terbentur sendok *maafin mama, Sayang*. Akhirnya saya beli sendok khusus bayi 2 macam yang berbeda fungsi dan murah! *emak super perhitungan*. Sendok yang pertama untuk baby yang baru makan bubur dengan cekungan sendok tidak terlalu mahal. Harganya? Kurang dari 6000 rupiah lho. Yang kedua, sendok yang ujungnya dari plastik BPA free dengan cekungan agak dalam sehingga memudahkan buibu memasukkan makanan ke mulut baby. Tapi, sendok ini belum saya pakai. Saya tidak punya sendok dengan wadahnya atau sendok dengan harga mahal. Untung, dengan sendok seperti itu saja, Puku makannya sudah lahap.

Sedangkan thermos makanan, saya juga belum punya. Setelah ngobrol dengan suami *karena suami yang mengeluarkan duit*, dirasa-rasa barang yang satu ini tidak perlu-perlu amat. Karena kami jarang travelling karena weekend suami sering lembur. Kalau pun kami nanti travelling, kan bisa diberi makanan instan.

Persiapan yang kedua adalah pengetahuan. Di awal saya sudah cerita kan kalau pengetahuan MPASI saya hanya dapat nilai 70. Saya mendadak sekali mempelajari resep puree seminggu sebelum Puku mulai MPASI. Setelah Puku tidak terlalu suka makanan encer, saya mendadak lagi belajar tentang bubur saring beserta resepnya. Sekarang, terulang lagi ketika Puku mulai makan bubur tim. Sedangkan penjelasan-penjelasan apapun tentang MPASI *mulai dari do sampai don't*, saya pelajari sambil jalan. Dan itu adalah perilaku yang jangan ditiru lho buibu. Karena banyak sebab yang menjadi akibat dari perbuatan saya. Contohnya, Puku pernah sakit panas karena badannya masih belum siap menerima jambu merah. Dan kejadian itu terulang lagi dua kali. Ini akibat saya kurang tanggap dengan gejala yang muncul. Benar-benar kurang informasi.

Bagi saya dan suami, MPASI tetaplah MPASI dan bukan hal yang perlu dibuat ribet sendiri. Tidak perlu banyak beli alat yang harganya mahal tapi dipakainya hanya sebentar. Masih bisa fungsinya digantikan dengan alat lain yang sudah tersedia di rumah. Tidak usah bingung harus selalu homemade untuk MPASI. Kalau memang kondisi tidak memungkinkan, silahkan instan. Seperti saat ini, ketika Puku saya ajak menginap di rumah saudara saya karena ada acara pernikahan. Saya pikir, daripada meribetkan tuan rumah, dua hari saya beri Puku makanan instan dengan buah sebagai snacknya.

Dan pelajaran selanjutnya dari saya adalah, sungguh buibu, persiapkan diri anda sejak awal untuk menghadapi situasi yang pasti terjadi pada kita dan tidak mungkin kita hindari. Jangan seperti saya yang jongkok banget infonya tentang MPASI.

So, selamat ber-MPASI ria :)
23 komentar on "Alat Perang MPASI? Bisa Kok Nggak Beli yang Mahal"
  1. infonya,sementara dimasukin di saku celana ya zuh xixixixixixi.......

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahaha,simpan dulu is.. siapa tau ntar bermanfaat. soalnya liat mommy-mommy yang alat perangnya mahal dan bagus, aduh, cek ATM dulu deh..

      Hapus
    2. wkwkwkwkwkwk..lha iya disakuin dulu infonya,kl dah masuk 8 bulan baru diambil dari saku wkwkwkwkwkwkwkw....

      Hapus
  2. sy juga dulu wkt masih kasih MPASI pk yg ada aja mbak,, gak ada beli alat2 khusus.. ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. bunda @ke2nei, memang harus bida menggunanakn apa yang ada. mengehemat pengeluaran :)

      Hapus
  3. Baca Artikel ini jadi ingat, bagaimana delia kecil yang susah makan. sekali makan bisa sampe 1 jam atau bahkan 1,5 jam. Dia gak suka makan ini, ganti yang itu, gak suka lagi, ganti yang lain lagi. Kebayang ribetnya masak bolak balik. Sementara makanan instan dia gak suka...hmmm jadi tiba2 rajin masak deh

    BalasHapus
    Balasan
    1. ketakutanku juga seperti itu, hes.. kalau nanti suatu saat arya susah makan bagaimana? bagaimana mengakalinya? masa harus dengan digendong terus dengan berat dia yang semakin bertambah?

      ntar kalau ketemu, bagi tips yah, :)

      Hapus
  4. Hi miss Rochma.
    Kenalin nama saya Rere. Saya lagi cari2 ttg frozen MPASI eh nyasar kesini. Jujur, saya jadi merasa gimanaaaa gitu (tersindir :p). Karena saya beli2 alat2 MPASI yg direkomendasikan orang2/milis/forum untuk memudahkan saya dan pengasuh. Saya sadar sesadar2nya bahwa saya bisa memanfaatkan yg ada (toh jaman dulu alat2 itu ga ada). Tapi ttp aja beli. Mana suamipun oke2 aja. Saya jadi ngerasa berlebihan dan ga mau susah. Salut deh buat miss Rochma yg alat perangnya MPASInya memanfaatkan yg ada.

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai mbak rere.. maaf baru balas. awalnya saya memang berkeinginan sekali buat beli alat perang yang macam-macam itu. bahkan saya sudah search banyak banget dan pergi ke toko-toko bayi buat cari tuh alat perang. tapi, setelah diskusi sama suami dan ibu, akhirnya saya lebih memilih untuk memakai yang ada saja. selain hemat, alat perang itu kan hanya dipakai beberapa kali saja.

      maaf ya kalau merasa tersindir. tapi ya memang itulah trend. tinggal bagaimana menyikapi saja :)

      Hapus
  5. Uwaaw..Nice post mama Arka..yup pas tahap searching dan blogwalking alat mpasi kemarin aku juga sempet pengen beli ini itu #sampai nge-ces hehehe..
    ternyata pas dibikin list budget-nya lumayan bikin sesak nafas si dompet hehehe.. jadilah beli yang seperlunya saja hehehe...
    thx for sharing mama arka =)

    BalasHapus
    Balasan
    1. sama-sama mbak... memang kudu lebih hati-hati masalah beginian :)

      Hapus
  6. wah pas banget nih isi tulisannya, pas lg memcari info ttg perlengkapan perang MPASI eh baca tulisan ini jg, semakin menguatkan utk saya lbh selektif / memilah2 alat mana yg betul2 penting utk dibeli. untungnya wkt lahiran byk yg kasih kado isi2nya utk perlengkapan MPASI,jd skrg ga terlalu berat,paling tinggal beli pisau dan talenan krn kedua alat itu yg dirmh udah bau bawang ;D

    BalasHapus
    Balasan
    1. memang harus selektif. aku rasa, itu tergantung pada pilihan kita kok. kalau milih mahal, ya bakalan mahal yang kita pakai. :)

      Hapus
  7. Mama Arkananta, minta tipsnya dong mempersiapkan frozen food saat weekend. Frozen foodnya untuk dikonsumsi 1 minggu, gpp ya? Jenis makanan apa aja yg dibekukan? Pure buah boleh dibekuin jg ga?

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalau saya seh, nggak pernah bikin sampai satu minggu. karena rasanya akan berubah. kalau pun memang pengen bikin untuk satu minggu, tempat penyimpanannya kudu bagus banget. bikin aja dengan banyak rasa. misalkan, puree wortel, puree pisang, dll. ntar tinggal di mix ajah.

      silahkan gabung di home made baby food di grup fb. disana lengkap banget tentang makanan home made :)

      Hapus
    2. Iya kalau sampai nyetok frozen food sampe satu minggu rasanya sy gak tega sama anak .... mana kulkasnya sudah mulai 'uzur' (19 tahun), kualitas si kulkas sy yakin kalah dari kulkas jaman sekarang Hehehe....

      Hapus
  8. Seminggu lagi baby saya MPASI
    awalnya juga mau beli ini itu
    tapi setelah dipikir2 yah pake yg ada aja deh, paling ntar beli slow cooker aja hehe
    klo peralatan makan alhamdulillah ada dapat kadoan
    TFS Mbak :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. sama-sama..
      kalau memang si ibunya kerja dari pagi sampai sore, memang praktis beli slow cooker. karena bisa hemat tenaga kita juga :)
      selamat ber-MPASI ria :)

      Hapus
  9. hai mama clarissa. bisa sesudah dibekukan atau sebelum. kalau sebelum dibekukan itu, biasanya aku perah mendadak, sebanyak yang dibutuhin buat nyampur buah MPASInya. kalau sudah dibekukan terus dicairkan, aku biasanya asi-nya nggak dingin amat. biar nggak kaget babyku. :)

    BalasHapus
  10. Waww nice posting... Jempol deh buat mbak Rochma, kebetulan saya jg lg nyari peralatan MPASI, tapi pas liat harganya yg bisa bikin dompet jebol saya jd mikir2 lg deh... Oia mbak, ada saran gk utk menyimpan puree buah dlm freezer selain baby cubes yg hrgnya diatas 100rb itu, bisa pake apa ya? Hehe makasih sebelumnya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalau saya pakai ice cube itu. Buat tutupnya, biasanya saya masukkan ke kantung plastik bening itu. Atau ditutup dengan wrapping.

      Hapus
  11. Terima Kasih masukannya...
    ilmunya untuk 5 bulan ke depan...

    BalasHapus
  12. mba infoin dunk cara bikin bubur tim pakai alat yang ada hehehe

    BalasHapus

Jangan lupa kasih komen setelah baca. Tapi dimoderasi dulu yak karena banyak spam ^____^

Custom Post Signature

Custom Post  Signature