Blog milik Ria Rochma, blogger Gresik, Jawa Timur. Tulisan tentang parenting, gaya hidup, wisata, kecantikan, dan tips banyak ditulis di sini.

Cara Mudah Mengatur Keuangan Sebelum Berinvestasi

| on
Minggu, Agustus 30, 2020


Mengatur keuangan, bagi saya adalah langkah awal dalam berinvestasi. Menurut pengertiannya, investasi adalah menempatkan dana dalam satu periode untuk mendapatkan keuntungan di masa depan. Sebelum benar-benar meletakkan uang yang saya punya pada produk investasi yang bermacam-macam itu, saya berusaha dahulu untuk mengolah keuangan yang saya pegang sebaik mungkin. Baik keuangan pribadi maupun keuangan keluarga.

Dalam mengatur keuangan, baru benar-benar saya lakukan selepas kuliah. Saya termasuk perempuan yang terlalu malas keluar dari zona nyaman ketika itu. Kondisi ini, malah membuat saya boros dan minim aktifitas menabung. 

Resep Sayap Ayam Saos Teriyaki Hanya Dengan 6 Bahan

| on
Sabtu, Agustus 29, 2020

Assalamu’alaikum. 
Masak apa hari ini? 

Ini adalah pertanyaan yang buat saya bingung. Karena, saya bukan tipe perempuan yang pintar memasak dan tidak banyak kemampuan saya dalam memasak. Yang saya masak ya itu-itu saja. Semoga saja suami dan anak-anak tidak bosan >_< 

Lalu suami ajak saya nonton acara televisi yang judulnya Jamie Quick And Easy Food. Memasak hanya dengan 5 bahan saja. Kesannya mudah kan? Memang iya. Buat saya yang tidak banyak memiliki kemampuan memasak, acara televisi ini seperti sebuah pencerahan dari surga. Hahaha. 

Lokasi Wisata Impian Untuk Solo Trip

| on
Minggu, Agustus 23, 2020

Kalau saya ditanya ingin kemana saja? Saya akan jawab, banyak! Ya karena tidak terhitung jumlah tempat yang ingin saya datangi. Tapi kalau ditanya ulang dengan pertanyaan, “Kalau solo trip, kamu ingin kemana?” 

Selama ini, saya tidak pernah melakukan solo trip dalam jangka waktu lama untuk bersenang-senang. Maklum, sejak kecil saya ada batasan untuk keluar dari zona nyaman dan ada pengawasan orang tua. Kemana-mana ya perlu dikawal. Baru benar-benar boleh main-main ke rumah teman yang beda kota sendirian, ketika sudah masuk SMA. Itupun setelah melewati bujuk rayu dan meninggalkan nomer telepon rumah teman yang saya kunjungi. 

Review Serum Somethinc Hyaluronic B5 Untuk Kulit Normal

| on
Minggu, Agustus 23, 2020

Membeli serum Somethinc ini, karena diracun sama salah satu teman yang suka bahas skincare. Lagi-lagi bertepatan dengan diskon. Dia bilang, serum ini dapat banyak testimoni bagus, padahal dia produk lokal. Sebelum beli, saya searching dulu, karena Somethinc ini ternyata punya beberapa produk serum.


Serum Somethinc Hyaluronic B5


Ada sebuah review yang bilang, untuk yang belum pernah pakai serum Somethinc, boleh dicoba dulu yang Hyaluronic B5. Kebetulan juga, saya cocok pakai produk dengan kandungan hyaluronic. Jadi sebelum coba rangkaian serum lain dari Somethinc ini, saya coba pakai yang Hyaluronic B5 dulu sebagai permulaan.


Kandungan Somethinc Hyaluronic B5


Aqua, Allantoin, Disodium Edta, Butylene Glycol, Glycerin, Hydroxyethylellulose, Hyaluronic Acid, Panthenol, Glutathione, Vitis Vinifera Seed Extract, Phenoxyethanol, Fregrance.

Silakan klik untuk memperbesar gambar

Baca juga :

Klaim Somethinc Hyaluronic B5

  • Memberikan kelembaban pada kulit
  • Serum untuk mencerahkan kulit kusam
  • Membuat wajah tampak cerah 
  • Membuat kulit menjadi kenyal
  • Membuat kulit tampak lebih sehat
  • Mencegah produksi sebum/minyak berlebih
  • Mengecilkan pori-pori


Kemasan Serum Somethinc Hyaluronic B5


Dikemas dalam botol kaca berwarna biru, dengan isi sebanyak 20 ml. Pipetnya pendek, dengan bantalan pipet berwarna putih bersih. Di bagian dalam botol, ada bagian penahan yang tersambung dengan penahan di bagian leher botol.

Penahan di leher botol berfungsi supaya tutup botol tidak goyang dan serum tidak mudah tumpah meskipun botol dibolak-balik. Sedangkan penahan di bagian dalam, masih kurang jelas fungsinya apa. Mungkin untuk menahan pipet supaya tetap stay di posisinya saat posisi ditutup? Atau untuk mengurangi serum yang juga ikut terangkat di luat bagian pipet saat kita mengambilnya?

Bentuk penahan pipet yang ada di dalam botol yang saya belum tahu fungsinya apa :)))


Sayangnya, serum Somethinc tidak dilengkapi dengan kardus. Jadi, saya hanya menerima botol yang tertutup rapat oleh plastik. Dari sisi estetika, ya kurang menarik sih jadinya. Tapi kalau dipikir ulang, toh nantinya juga kardusnya saya buang. Apalagi, pada badan serum, sudah tertulis lengkap kandungan, fungsi, reaksi produk, cara pakai, dan expired date.


Cara Pakai Serum Somethinc Hyaluronic B5


Sesuai dengan petunjuk yang ada di botolnya, digunakan sebanyak 5-10 tetes di wajah. Balurkan sampai merata ke seluruh wajah, kemudian tepuk-tepuk pelan supaya cepat meresap.

Serum ini bisa dipakai pagi atau malam hari. Klaimnya, kalau dipakai pagi hari, kulit akan lebih siap saat ditempa make up. Karena merupakan salah satu cara menjaga kelembaban kulit . Kalau digunakan di malam hari, klaimnya mempersiapkan kulit untuk siap menerima produk skincare lain seperti cream malam.




Tekstur dan Aroma Serum Somethinc Hyaluronic B5


Karena bahan utamanya adalah aqua, maka jelas sekali kalau teksturnya adalah cair. Mudah sekali untuk apply di wajah dan tidak meninggalkan bekas berminyak di jari ataupun wajah. Sedangkan untuk aroma, serum ini tidak menimbulkan aroma yang menyengat. Masih bisa ditoleransi aromanya. Dan aroma serum ini, pelan-pelan memudar setelah serum benar-benar terserap kulit.




First Impression Serum Somethinc Hyaluronic B5


FYI, saya menggunakan serum ini pagi dan malam hari. Setelah menggunakan serum, saya tidak menggunakan skincare tambahan, karena saya ingin melihat reaksi dari serum ini. Ketika pagi, setelah menggunakan serum, saya hanya menimpanya dengan sun screen. Sedangkan kalau malam, saya tidak menimpa skincare tambahan.

Dengan 5-10 tetes, tentunya wajah terasa penuh dengan air. Tapi it’s okey, karena serum ini mudah sekali menyerap di kulit. Dengan penggunaan yang banyak ini, ternyata tidak membekas sama sekali di jari atau wajah. Tidak terasa oily, benar-benar terserap semua di kulit.



Untuk pertama kali pemakaian, kulit akan terasa sangat kencang. Seperti ditarik ke belakang. Tidak nyaman sama sekali. Tapi lanjut saja, karena apalah arti produk skincare kalau hanya dicoba beberapa kali saja. Ternyata betul, lama-lama kulit akan terbiasa dengan hasil akhir dari penyerapan serum. Saya sudah tidak merasakan tarikan apa-apa di wajah setelah beberapa hari pemakaian.

Setelah penggunaan 3 hari, keluar jerawat di bawah hidung dan di area kening. Kulit saya ini jenisnya kulit normal. Jadi kalau sampai jerawatan, berarti ada masalah dengan penggunaan skincare yang saya pakai. Maybe, jerawat ini adalah breakout karena pengenalan kulit dengan kandungan dalam serum Somethinc Hyaluronic B5. Ternyata betul, memasuki hari ketujuh, jerawat hilang dan wajah saya tidak keluar jerawat sama sekali sampai hari ini.




Setelah penggunaan serum selama 3 minggu, kulit saya terlihat lebih sehat, cerah dan lembab. Kelembaban ini terlihat saat bangun tidur. Kulit sama sekali tidak kering, padahal semalaman saya pakai AC. Dengan harga Rp. 125.000,00 di salah satu market place, worth it lah dengan hasil seperti ini.

Sayangnya, untuk klaim produk yang bisa mengecilkan pori-pori, belum tampak sama sekali. Pori-pori di wajah saya sedikit besar. Saya pikir, bisalah mengecil karena produk ini. Ternyata tidak bisa.



Repurchase? Belum tahu. Saya ingin lihat dulu hasilnya kalau serumnya sudah habis. Apakah masih menarik untuk terus dicoba atau tidak. Eh tapi, saya ingin pakai serum Somethinc yang lain, yang ada kandungan Niacinamide-nya.

Nilai: 4/5 

5 Manfaat Bermain Board Game Untuk Anak

| on
Kamis, Agustus 20, 2020

Tidak sedikit wali murid mengeluhkan anak-anaknya banyak menghabiskan waktu di depan gadget. Yang banyak dikeluhkan adalah berkurangnya waktu belajar dan interaksi dengan keluarga jadi tidak lagi seinten ketika mereka masih belum mengenal gadget.

Sebagai guru Bimbingan dan Konseling, saya mengerti betul kekhawatiran para wali murid. Karena saya pun juga berada pada fase ini. Siswa saya adalah generasi Z, sedangkan anak saya adalah generasi Alpha. Dan dua generasi ini sangat akrab dengan gadget sejak kecil. 

Tapi saya dan suami tidak mau menjadi orang tua yang mengeluhkan aktifitas bermain gadget anak kami kepada orang lain. Itulah kenapa, kami mengatur waktu bermain gadget mereka. Salah satunya adalah mengenalkan board game sejak dini. 

Review Drama Korea: Was It Love? (2020)

| on
Minggu, Agustus 16, 2020

Bagaimana rasanya dalam satu waktu, kalian diberi perhatian oleh empat pria sekaligus? Ge-er atau malah risih? Kondisi inilah yang sedang dialami oleh Noh Ae-Joong. Sebagai ibu tunggal satu anak, ternyata mendapat perhatian dari empat pria dalam satu waktu, malah menimbulkan masalah yang datang bergantian. Bagaimana kisahnya?


Judul resmi: 우리, 사랑했을까 / Uri, Saranghaesseulkka
Judul lain: Did We Love? / We, Were in Love
Genre: Drama, romance
Episode: 16 

Daftar Pemain Drama Was It Love? 
Pemain utama 
Song Ji Hyo sebagai Noh Ae-Joong
Son Ho Joon sebagai Oh Dae-Oh
Song Jong Ho sebagai Ryoo Jin
Koo Ja Sung sebagai Oh Yun-Woo
Kim Min Joon sebagai Koo Pa-Do 

Keluarga Noh Ae-Joong 
Kim Mi Kyung sebagai Choi Hyang Ja (Ibu Ae-Joong)
Uhm Chae Young sebagai Noh Ha Ni (anak perempuan Ae-Joong) 


Baca juga : Lakukan 5 Hal Ini Saat Nonton Hospital Playlist


Sinopsi Drama Korea Was Is Love?


Was is love? bercerita tentang seorang produser di sebuah studio film bernama Noh Ae-Joong. Selama 14 tahun, dia hidup sebagai ibu tunggal dari seorang anak perempuan bernama Noh Ha-Ni. Mereka berdua tinggal satu atap dengan si nenek, Choi Hyang-Ja. 

Konflik hidup Noh Ae-Jong sudah dimulai sejak dia mengetahui dirinya hamil ketika masih kuliah, dan mengambil keputusan sepihak untuk mengasuh anaknya tanpa pasangan. 14 tahun berlalu dengan baik-baik saja. 
Noh Ae-Jong

Hingga kemudian muncul masalah di tempat kerja Noh Ae-Jong. Pemilik studio film, Mr. Wang, memiliki hutang kepada perusahaan peminjaman uang bernama Nine Capital yang dipimpin oleh Koo Pa-Do. Mr. Wang kabur tanpa memberi kabar, dan diam-diam mengalihkan tanggung jawab pelunasan hutangnya kepada Noh Ae-Jong. 

Ditengah kemarahan Noh Ae-Jong dengan kelakuan Mr. Wang, Koo Pa-Do memberi keringanan untuk pelunasan hutang Mr. Wang dengan dua syarat. Syarat pertama, dia harus membuat film dari novel debut seorang penulis terkenal yang tidak pernah menampakkan wajahnya bernama Cheo Ok-Nam. Syarat kedua, aktor yang membintangi filmnya haruslah Ryoo-Jin, aktor ternama yang akan debut di Hollywood. Dengan sangat terpaksa, Noh Ae-Jong menerima tawaran ini. 



Berjalannya waktu, Noh Ae-Jong mengetahui bahwa Cheo Ok-Nam adalah mantan kekasihnya semasa kuliah dulu, yang bernama asli Oh Dae-Oh. Mantan kekasih yang ditinggal tanpa kabar, yang memberikan luka dan amarah pada hati Oh Dae-Oh selama 14 tahun. Bagaimana selanjutnya kisah mereka? Apakah Noh Ae-Jong berhasil membujuk Oh Dae-Oh untuk membuat naskah film bersama dia? 

Oh Dae-Oh aka Cheo Ok-Nam

Di sisi lain, muncul masalah yang berbeda. Tanpa sengaja Noh Ha-Ni yang sudah kelas 7, menemukan jurnal kehamilan milik ibunya di antara barang bekas di atap rumah. Yang membuat dia kaget adalah, di cover jurnal itu tertulis nama Oh Yun-Woo sebagai ayah, yang mana dia adalah wali kelas Noh Ha-Ni sekarang. 

Dari sinilah muncul rasa penasaran Noh Ha-Ni siapa ayah kandungnya yang selalu ditutup-tutupi keberadaannya oleh ibunya. Kemudian bersama teman satu kelasnya, Koo Dong-Chan (yang merupakan anak dari Koo Pa-Do), dia mencari tahu siapa ayahnya. Apakah Noh Ha-Ni akhirnya mengetahui siapa ayah kandungnya? Apakah alasan Noh Ae-Jong menutup-nutupi siapa ayah kandung anaknya? 

Noh Ha-Ni

Review Drama Korea Was Is Love?


Seperti halnya drama Korea lain yang memuat tema percintaan dan keluarga, drama Was Is Love? ini awalnya memang drama yang penuh keceriaan. Tapi sedikit membosankan di 5 episode pertama. Lha terus kenapa tetap saya lihat drama ini? Tidak lebih karena saya penasaran siapa ayah Noh Ha-Ni dari tiga laki-laki di masa lalu Noh Ae-Jong. Apakah itu Oh Dae-Oh, Ryoo-Jin ataukah Oh Yun-Woo. 

Dari atas kiri ke kanan bawah: Koo Pa-Do, Oh Dae-Oh, Ryoo Jin, Oh Yun-Woo

Setelah melewati episode 5, konflik-konflik kecil akibat kesalahpahaman di masa lalu antara Noh Ae-Jong dan Oh Dae-Oh mulai bermunculan. Ditambah lagi scene-scene menarik yang menceritakan rasa suka Ryoo-Jin, Oh Yun-Woo, serta Koo Pa-Do, pada Noh Ae-Jong. Belum lagi masalah-masalah kecil yang bermunculan karena ketertarikan Noh Ha-Ni tentang siapa ayah kandungnya. 

Complicated? Iya, drama ini paket lengkap konfliknya. Bahkan saya pun tidak bisa membayangkan bagaimana Noh Ae-Jong bisa melewati konflik yang datang bergantian semenjak dia masih kuliah. Untung saja, penulis drama ini menggambarkan karakter Noh Ae-Jong sebagai karakter yang ceria, penuh semangat dan pantang menyerah. 


Salah satu scene saat Noh Ae-Jong memulai membuat film atas permintaa Koo Pa-Do

Tapi ada sisi lain yang saya soroti di drama ini. Bukan tentang kisah cinta dan masa lalu Noh Ae-Jong, tapi saya menyoroti Noh Ha-Ni yang sebenarnya juga memiliki beban hidup yang berat. 


Noh Ha-Ni, Remaja yang Menyedihkan?


Noh Ha-Ni adalah remaja berusia 14 tahun, yang tidak pernah tahu siapa ayahnya. Yang sejak SD sudah 10 kali pindah sekolah karena selalu mendapat bully dari teman-temannya karena tidak tahu siapa ayahnya. Yang tidak pernah mendapatkan cinta dari orang tua yang lengkap sejak lahir. Juga tidak pernah mendengar kalimat, “Semua akan baik-baik saja, karena ada Ayah di sampingmu”. 

Bisa dibayangkan bagaimana selama ini Noh Ha-Ni memendam semuanya sendiri. Perasaan sedih, kecewa, bercampur rasa ingin tahu yang besar, yang tidak berani dia sampaikan ke ibunya. Dengan wajah ceria, dia menyembunyikan segalanya karena dia mengerti bahwa ibunya mengambil keputusan seperti itu demi membuatnya bahagia. 

Ibu dan anak yang saling menguatkan

Remaja yang lebih dewasa ketimbang umurnya. 

Lewat drama ini, banyak juga mengajarkan ke kita cara efektif membantu remaja yang mempunyai masalah. Yang bisa membantu remaja bermasalah, tidak hanya dari keluarga inti. Tidak hanya bantuan dari ibu dan neneknya, tapi juga dari orang-orang yang dekat dengan Noh Ha-Ni. 

Bahkan Oh Dae-Oh pernah bertanya pada Noh Ha-Ni, apa saja yang bisa dilakukan orang dewasa untuk membuat remaja 14 tahun tertawa. Noh Ha-Ni dengan gamblang berkata, “Perlakukan kami dengan jujur. Tertawa dan bersedihlah bersama kami. Dan jangan berlagak menyembunyikan kebenaran untuk melindungiku, seperti yang dilakukan oleh ibuku (tentang ayahku)".







4 Ide Usaha Untuk Ibu Rumah Tangga

| on
Sabtu, Agustus 15, 2020

Sudah banyak yang melakukan. Ibu rumah tangga dan bisa menghasilkan uang sendiri dengan usaha yang dilakukan di rumah.

Saya sebagai ibu yang bekerja di luar rumah, selalu salut dengan ibu yang fokus dengan pekerjaan di rumah. Karena bagi saya, menjadi ibu rumah tangga itu harus memiliki kemampuan multitasking yang sangat tinggi. Dan makin salut, ketika ada ibu rumah tangga yang berani keluar dari zona nyaman untuk memiliki usaha sendiri di rumah. Baik dengan tujuan membantu suami dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, atau untuk menambah jumlah dana darurat di masa depan.

Baru kemarin, Ibu saya bantu-bantu adik ipar untuk jualan roti bluder dan bumbu pecel dari Madiun. Meskipun hanya sekadar iseng-iseng jualan karena kebetulan adik ipar pulang ke rumah orang tuanya, Ibu jadi tahu kalau berjualan itu menyenangkan juga ternyata. Meskipun harus menyisihkan waktu khusus untuk mencatat atau mendistribusikan barang, tapi Ibu saya mulai menjajal untuk keluar dari zona nyaman.

Saat pandemi seperti ini, saya melihat geliat usaha para ibu rumah tangga mulai meningkat. Tetangga-tetangga saya yang kebanyakan sebagai ibu rumah tangga, mulai menggelar dagangannya lewat aplikasi Whatsapp. Teman-teman saya juga.

Yang sudah memulai usahanya sejak sebelum pandemi, semakin giat berusaha karena semakin banyak saingan. Sedangkan yang baru memulai usaha sejak pandemi menyerang, juga semakin giat untuk memikat hati pembeli.

Melihat banyaknya tawaran barang dan jasa dari mereka yang menjadi ibu rumah tangga, ada beberapa bentuk usaha yang cocok dilakukan untuk ibu rumah tangga. Apa saja itu?

Usaha yang dijalankan oleh ibu rumah tangga, selalu berhubungan dengan hobi yang mereka suka.

Menjual Berbagai Macam Kuliner


Kalau saya perhatikan, usaha di bidang kuliner dengan penggerak para ibu rumah tangga itu terbagi lagi dalam tiga jenis usaha. Kuliner berupa masakan matang siap santap, cemilan, dan roti.

Untuk masakan matang siap saji, ada yang buka lapak di depan rumah, ada pula yang menyewa tempat di pinggir jalan yang ramai. Dua usaha ini, punya prinsip yang sama, yaitu mencari pelanggan dengan kelebihan akses jalan yang mudah dan ramai jika memungkinkan



Sedangkan usaha membuat cemilan dan roti, saingannya lebih ketat lagi. Juallah cemilan atau roti yang sudah semacam menjadi merk dagang kita. Saya pernah beli roti maryam di salah satu ibu rumah tangga di perumahan sebelah (sebut saja namanya Ibu DW). Dia cerita, kalau donat kentang yang dia jual itu banyak sekali yang suka dan rebutan untuk ikutan PO (pre-order). Jadi kalau misalnya orang ingin donat kentang, banyak yang rekomendasikan donat buatan Ibu DW ini.

Kalau cemilan dan roti kekinian, ini sedikit tricky ya. Karena jualan cemilan kekinian ini bisa jadi bukan sebagai menu utama. Karena namanya juga kekinian, kalau sudah trennya habis, ya sudah tidak banyak yang tertarik lagi



Menjahit Baju


Kata ibu, menjahit baju untuk orang lain itu tidak semua orang bisa melakukannya. Harus punya feel khusus untuk melihat apakah hasil akhirnya akan bagus di badan si pemesan atau tidak.

Dari sisi pemesan, kalau sudah cocok, wah ... mengeluarkan berapa pun untuk membayar jasa penjahit bakal dilakukan. Karena belum tentu juga, membeli baju di pasar/mall bakalan benar-benar nyaman di badan. 



Jadi, kalau memang kalian sebagai ibu rumah tangga dan punya kemampuan untuk membuat baju, tidak ada salahnya asah terus kemampuan dan kreatifitas kalian. Siapa tahu, ada yang melirik dan bisa jadi pembuka pintu rejeki.

Tapi jahitkan orang baju di masa pandemi ini, sepertinya tidak sebanding ya. Karena tidak banyak orang bepergian seperti dulu, tidak banyak pesta digelar. Lalu menjahit apa?
  • Masker
  • Peralatan kantor seperti tas jinjing untuk laptop dan pouch untuk menyimpan stasionary 
  • Barang-barang rumah tangga seperti apron, storage dari kain, taplak meja atau penutup kulkas
  • Daster atau piyama


Menjual Hasil Rajutan Sendiri


Merajut ini saya bilangnya, adalah salah satu kreasi kerajinan tangan yang punya tempat tersendiri di penggemarnya. Merajut itu klasik. Anak-anak muda banyak yang menganggap kalau merajut itu adalah pengisi waktu luang untuk nenek-nenek. Tapi mereka tidak tahu, kalau merajut itu ternyata memberikan kepuasan tersendiri. Sama halnya bermain game untuk anak-anak muda.

Apakah merajut memang untuk nenek-nenek saja? Tentu tidak dong! 



Teman saya yang sedang menempuh studi S2 di salah satu universitas negeri di Surabaya, mengisi waktu luangnya dengan merajutm. Dan lewat Twitter, dia menjual hasil karyanya lho! Katanya, merajut bagi dia memberikan kepuasan double. Selain hilangkan stres dengan kegiatan kampus, juga bisa hasilkan cuan buat tambahan beli jajan.

Sedangkan teman saya di kantor, sambil WFO dan menunggu jadwal mengajar online, dia bawa rajutannya ke kantor. Saya sering intip Whatsapp story-nya. Ternyata masker rajutannya laris juga!


Penyedia Asupan untuk Kesehatan Tubuh


Melihat maraknya tren di masa pandemi, yang menjadi prioritas sekarang adalah menjaga kesehatan tubuh, baik diri sendiri atau keluarga. Dan ibu rumah tangga yang bisa melihat tren ini sebagai peluang usaha untuk menghasilkan pundi-pundi uang.

Sekarang, kita dituntut untuk rutin mengkonsumsi makanan yang sehat. Kalau makanan sudah menjadi urusan pengusaha kuliner, tapi untuk pelengkap lainnya, biarlah ibu rumah tangga diberi peluang untuk mengurusi. Misalkan saja, menjual buah-buahan atau jamu-jamuan. 



Jual buah skala ibu rumah tangga, bisa saja kok. Kalian tinggal mengambil di pemasok buah dengan sistem PO atau sistem ready stock. Misalkan saja teman ibu saya. Beliau menjual buah-buahan dengan sistem ready stock untuk satu jenis buah. Pernah menawarkan apel sebanyak beberapa puluh kilogram. Ditawarkan saja dengan harga lebih murah 2000 rupiah per kilogram dibanding penjual buah di pinggir jalan. Dalam sekejap sudah habis. Lain waktu, beliau menjual pir, melon atau mangga. Bergantian jenis buah yang dijual.

Lalu kalau jamu-jamuan bagaimana? 



Seorang teman yang berjualan makanan siap santap bercerita, konsumen lebih suka jamu yang sudah diseduh alias tinggal glek, daripada yang masih berupa bahan dasar. Jamu yang sudah diseduh ini biasanya dikemas di botol dengan ukuran tertentu sehingga mudah untuk membawa saat pengiriman. Penjualan seperti ini, memang target pasarnya untuk konsumen yang maunya praktis.

Tapi penjualan jamu yang masih berupa bahan dasar, juga masih banyak peminatnya kok. Alasannya adalah produk seperti ini lebih awet dalam penyimpanan dan bisa dikonsumsi kapan pun. Kalau saya pribadi sih, suka dua-duanya. Kalau ingin minum jamu hari itu juga, saya pesan botolan. Tapi kalau ingin sedia jamu dan bisa diminum saat saya butuh, saya lebih pilih yang masih berupa bahan dasar.

Cara Membantu Remaja Saat Mereka Mengalami Masalah

| on
Minggu, Agustus 09, 2020

Banyak dari kita mencari informasi cara mengasuh anak yang beranjak remaja yang baik itu bagaimana. Tapi seperti yang kita tahu selama ini, tidak ada ilmu parenting yang pasti. Semua try and error. Setiap keluarga pasti berbeda penerapan, reaksi dan hasilnya. Karena penerapannya, pada manusia, bukan mesin. Makhluk yang memiliki emosi dan perasaan yang kompleks. 

Selama bertahun-tahun menjadi guru Bimbingan dan Konseling di jenjang SMP, tentunya saya juga bersentuhan dengan remaja. Sekadar sharing saja yuk, bagaimana sih cara menghadapi remaja terutama ketika mereka memiliki masalah-masalah yang nantinya bisa mengganggu aktifitas belajarnya. Saya berbagi informasi ini, melihat dari sudut pandang sebagai guru Bimbingan dan Konseling. 

5 Lokasi Wisata Menarik di Indonesia Yang Ingin Dikunjungi Lagi Pasca Pandemi Covid Berlalu

| on
Sabtu, Agustus 08, 2020
Gimana, gimana, sudah gatal tidak kakinya untuk jalan-jalan? Saya sudah gatal bangetttt ingin segera liburan. Tapi masih sayang sama tubuh sendiri, jadinya menahan benar untuk tidak kemana-mana selain ke tempat kerja atau kalau ada keperluan penting yang tidak bisa ditunda.

Trus, kemarin-kemarin, saya sama suami dan anak-anak angan-angan ingin kemana setelah pandemi ini mereda. Sudah bikin list juga. Hitung-hitung sambil nabung ya, biar tidak dadakan ambil uang di bank dalam jumlah besar hanya untuk ‘liburan balas dendam’.

Saya pribadi, inginnya cari destinasi wisata baru. Tapi kalau suami sama anak-anak, malah ingin balik lagi ke destinasi wisata yang sudah pernah kami kunjungi. Setelah dipikir-pikir, tidak ada salahnya juga sih kalau kembali ke lokasi wisata yang pernah kami kunjungi. Kan suasananya juga pasti sudah berbeda.


Staycation di Baobab Hotel and Resort


Entah kenapa, anak-anak ini tidak ada bosannya ke sini. Karena memang semenarik itu. Mulai dari melihat hewan-hewan secara langsung di dalam area hotel, berenang dengan berlatar belakang kandang jerapah dan gajah, memberi makan hewan secara langsung, atraksi di malam hari, sampai jalan-jalan di alam liar bersama pengunjung lain. Keseruan di Baobab Hotel and Resort ini, sudah pernah saya ulas di tulisan ini. Klik saja, untuk tahu serunya bagaimana untuk anak-anak. 
Baobab Hotel and Resort
Pemandangan ini, ada di dalam hotel lho!


Kok anak-anak, saya saja mengakui kalau memang staycation di sini benar-benar bikin baterai energi kembali penuh. Suasananya berbeda dengan hotel lain, udaranya bersih dan nyesss gitu di kulit, keramahan pegawai-pegawainya terasa sekali dan makanannya enak-enak wkwkw. Jadi ya, tidak heran sih kalau Baobab Hotel and Resort ini masuk nomer satu destinasi wisata yang ingin kami kunjungi ulang.

Baobab Hotel and Resort


Menanti Pemandangan 'Negeri di Atas Awan' di Gunung Bromo


Berapa kali ya saya ke gunung Bromo? Tiga kali. Dan masih ingin ke sana lagi. Hahaha.

Yang pertama, saat saya kuliah dengan teman-teman. Berangkat tengah malam, sampai lokasi pemberhentian kendaraan jam 2 dini hari, lalu jalan kaki menuju kawah Bromo. Sempat kesasar karena beberapa dari kami sok tahu dan tidak ikuti petunjuk. Mana gelap lagi. Hahaha ... Untungnya, ada beberapa warga yang pulang dari Pura Luhur Poten dengan baik hati memberi tahu jalan yang benar. Setelah sampai di bawah tangga menuju kawah, kami hanya saling memaki dan tertawa sambil bilang, “Lha, ini kan jalan tadi? Kenapa kita muter-muter sih? Harusnya udah berhenti saja, udah sampai!!”

 


Untungnya, kami masih bisa menikmati ‘Negeri di Atas Awan’ saat berada di tepi kawah Bromo. Saya masih menyimpan betul gambar langit penuh awan putih di otak. Tiap scene yang menggambarkan awan yang awalnya tertimpa warna oranye matahari yang terbit, kemudian memudar menjadi warna biru muda. Sayangnya, tidak saya ambil fotonya, karena saya tidak bawa kamera.

Lalu ke gunung Bromo lagi, dengan keluarga. Saat itu, almarhum Bapak ada jatah liburan bareng dengan rekan-rekan kerja. Karena yang diajak Bapak dan Ibu masih bujangan semua, kami diajak melewati track yang agak sulit untuk menuju lautan pasir. Bukan track yang biasa dilewati hardtop. Tapi MasyaAllah, bagus sekali pemandangannya meskipun track-nya agak sulit. Tunggu, saya bongkar foto lama dulu ya. Tapi jangan heran, kualitas fotonya belum bagus, karena diambil di tahun 2009 hanya dengan menggunakan kamera ponsel.

Yang terakhir ke sana, tahun 2014. Lagi-lagi ke sana bersama keluarga. Tapi kali ini, saya dan adik sudah berkeluarga. Arya sudah berusia 4 tahun, masih lucu-lucunya, tapi semangat sekali diajak jalan-jalan meskipun jalannya menanjak. Kali ini, kami sengaja tidak naik untuk melihat kawah Bromo, tapi kami naik ke Penanjakan untuk melihat matahari terbit.

Meskipun sesak penuh orang, tapi seru juga di Penanjakan. Apalagi perkara mencari tempat untuk sholat shubuh. Merasakan sensasi antri dan gantian untuk wudlu dan sholat dengan pengunjung lain di musholla yang kecil sekali. Setelah itu, lanjut ke lautan pasir untuk foto-foto dengan latar belakang gunung Bromo. Di sini, bebas sebebas-bebasnya si Arya berlarian. Karena di sana seperti sudah ada petak-petak tak terlihat, area mana saja yang khusus untuk jalannya hardtop, dan mana area yang khusus untuk berhentinya para pengunjung.

Puas foto-foto dan lari-lari mengejar Arya, lanjut ke bukit Teletubbies yang MasyaAllah bagus sekali. Dengan dikelilingi tebing-tebing berwarna hijau, menikmati bukit ini seolah bikin kami malas beranjak. Apalagi kami bisa menikmati pemandangan sambil selonjoran makan mie instan. Dan sepulang dari bukit Teletubbies, kami sempat foto-foto di hamparan bunga-bunga bertangkai tinggi yang ada di tengah padang pasir.



Jalan-Jalan di Wisata Klasik di Pulau Lombok


Saya pergi ke lombok di tahun 2015. Bepergian bersama teman-teman kantor, tanpa suami dan Arya. Dan saat itu sedang hamil Fatin, memasuki bulan keempat.

Memang awalnya ragu mau ikut, tapi kalau semisal saya tidak ikut, wah ... menyesal yang bakal saya dapat. Lha gimana, uapikkk banget Lombok itu! Di mana-mana kami bertemu dengan hamparan laut. Bahkan hotel tempat kami menginap pun, sebelahan sama laut. Sarapan sambil menikmati semilir air laut, beralaskan hamparan pasir pantai.

 


Destinasi wisatanya juga unik-unik. Contohnya saja, berkunjung ke desa Sade yang lokasinya cocok sekali untuk wisatawan yang baru sekali menginjakkan kaki di Lombok, dan ingin tahu seluk-beluk masyarakat Lombok itu seperti apa. Di sana, saya tahu cara pembuatan kain tenun, rumah asli suku Lombok itu seperti apa, kerajinan khas Lombok itu apa saja dan makan khas Lombok itu apa. Semua sudah pernah saya ceritakan di tulisan tentang perjalanan ke desa Sade.

 


Beneran, yang bikin kangen ke Lombok itu memang pantainya. Beberapa pantai yang kami datangi, masih alami. Belum banyak wisatawan yang datang ke sana. Belum banyak pedagang makanan, juga fasilitas ibadah yang terlihat belum memadai. Tapi, semua itu tidak mengurungkan niat saya dong untuk datang ke sana lagi. Puas-puaskan main air di pantai Lombok yang unik-unik.



Menikmati Desiran Angin Pantai


Yang lebih spesifik dong, Ri!! Pantai mana?
Semua pantai. Wkwkwkw.

Berwisata di pantai itu memang tidak membutuhkan banyak effort, tapi hasilnya luar biasa besar. Paling banter, kita butuh sun screen ber-SPF tinggi supaya kulit kita tidak mudah terbakar karena panas-panasan di pantai. 

Hanya dengan itu saja, kita sudah bisa merasakan kaki yang seolah tenggelam di pasir yang basah setelah disapu oleh ombak, membuat istana pasir dengan selokan besar sebagai benteng pertahanan, duduk-duduk saja sambil minum es di warung-warung pinggir pantai, atau gegeloran di bawah pohon sambil makan bekal yang kita bawa dari rumah.


Kenapa pantai jadi salah satu pilihan? Karena kami butuh asupan vitamin sea! Hahaha, bukan ding, bukan!

Karena saya dan keluarga lama ‘ngandang’, badan masih belum terbiasa berwisata dengan effort yang besar. Seperti naik gunung atau menuju air terjun cantik di dataran yang tinggi dengan track yang sulit, benar-benar tidak masuk agenda kami setelah wabah korona ini berlalu. Kami ingin santai-santai dulu jika kesempatan berlibur itu datang. Kalau ritme liburannya sudah balik normal, nah, naik-naik ke puncak gunung, ayo saja!



Mengulang Kembali Kenangan di Yogyakarta


Ketika banyak orang bilang Yogyakarta itu bikin kangen, iya, saya pun bilang begitu.

Lima kali ke Yogyakarta, masih saja ingin ke sana lagi. Apalagi sekarang sudah ada tol panjang yang menyambungkan Jawa Timur dan Jawa Tengah. Tinggal nyalakan mesin mobil, wushhh ... sampai di Yogyakarta dalam sekejap.


Selama datang ke sana, saya selalu menikmati lokasi-lokasi wisata Yogyakarta yang ada di pusat kota. Juga pernah sekali tanpa sengaja melihat Festival Payung di Borobudur. Selain karena perginya bersama keluarga atau sendiri, ketika itu belum banyak lokasi wisata alam kekinian di Yogyakarta. Bahkan ketika pergi ke tempat wisata di Yogyakarta bersama suami dan anak-anak di pertengahan 2019 kemarin, kami pun tidak banyak bertandang ke lokasi-lokasi wisata yang sedang hits karena keterbatasan waktu.

Semoga, setelah wabah korona ini berlalu, proposal untuk jalan-jalan ke Yogyakarta lagi, disetujui sama suami. Dan kali ini, saya ingin coba wisata-wisata alam kekinian yang banyak tersebar di Yogyakarta.

 

.

Sebenarnya, selain lima destinasi wisata yang sudah saya sebutkan tadi, ada satu lagi lokasi wisata yang ingin saya ulang ke sana. Kepulauan Seribu!

Pulau Bidadari. Pulau kecil tapi mahal untuk dikunjungi, karena menawarkan kenyamanan berwisata di tengah laut. Hahaha ... Noleh ke kanan, laut. Noleh ke kiri, laut lagi. Keliling pulau tidak ada sejam, laut melulu pemandangannya. Tapi di sana nyaman banget! Kebutuhan apapun tersedia karena fasilitas yang lengkap.

.

Tapi, kemana pun akhirnya nanti, saya dan keluarga hanya berharap pandemi ini segera berlalu. Semua kembali normal seperti biasanya. Semua kembali baik-baik saja.

Custom Post Signature

Custom Post  Signature