Blog milik Ria Rochma, blogger Gresik, Jawa Timur. Tulisan tentang parenting, gaya hidup, wisata, kecantikan, dan tips banyak ditulis di sini.

5 Cara Menggali Ide Menulis di Blog Ala Ria Rochma

| on
Minggu, September 20, 2020

Sebagai blogger, memang diwajibkan untuk kreatif dalam mencari ide-ide dalam menulis. Tentunya, dari sumber manapun, asal sumber idenya jelas dan tidak plagiat. Lalu mengolahnya dengan kalimat yang sesuai dengan kepribadian kita, supaya enak dibaca dan membuat pengunjung betah, serta tertarik untuk membaca tulisan kita yang lainnya.

Kalau kalian, menjaring ide untuk menulis bagaimana? Atau minimal, menjaring ide untuk konten media sosial kalian, bagaimana? 

5 Alasan Menyenangkan Gabung di Ning Bloger Suroboyo

| on
Minggu, September 13, 2020

Menjalin silaturrahim antar sesama blogger, memang penting banget. Selain memang ilmu tentang blog bisa bertambah, tapi juga bisa saling sharing tentang hal lain. Bisa saja hal itu diluar materi tentang blog, atau hal-hal receh yang malah bikin tertawa.

Adalah Ning Bloger Suroboyo, grup yang isinya semua adalah perempuan dari berbagai usia dan profesi. Yang awalnya terbentuk, karena ... lupa. Wkwkw. Udah lama banget soalnya. Tapi nama Ning Bloger Suroboyo ini, diambil karena yang tergabung di sini, memang lokasi rumahnya di Surabaya atau Surabaya coret, alias Gresik, Sidoarjo dan Lamongan.

Anggotanya tidak banyak, tapi kalau sudah menemukan topik yang bikin klik, bisa ratusan chat kalau sudah saling sahut-menyahut. Lha kan sama saja dengan grup blog lainnya? Iya sama memang. Yang beda adalah, kalimat-kalimat khas Jawa Timur bagian cengengas-cengenges keluar semua.

Baiklah, baiklah, ini nih yang buat saya betah sama grup Ning Bloger Suroboyo.


Lebih Sering Sharing tentang Kehidupan Ketimbang Blog


Padahal nama grupnya ada kata blogger, tapi malah obrolan kami jarang sekali bicarakan tentang blog. Bahkan ketika ketemu pas makan bareng atau pas ada event. Bukannya tidak mau saling berbagi ilmu tentang blog, tapi karena ilmu blogging itu bisa didapat dari grup lain yang lebih expert, atau didapat dari mastah blog yang sering adakan workshop.

Kami malah lebih sering bicara tentang pendidikan, anak, isu-isu sosial yang sedang ramai, gosip artis, dan apapun khas obrolan ibu-ibu yang ngerumpi sambil menyapu halaman depan rumah. Hahaha.



Ada Lomba Setor Tulisan dan Foto


Sebenarnya, ini baru berjalan tiga bulan ini. Entah awalnya ngobrol apa, tiba-tiba tercetus untuk buat setoran tulisan di blog dan foto di Instagram.

Peraturannya mudah kok. Kami yang bersedia ikut, diwajibkan setor tulisan dan foto setiap hari Minggu. Dengan tema yang sudah ditentukan di awal bulan selama 4 minggu. Hadiahnya, suka-suka. Dari peserta untuk peserta. Hadiah dari anggota Ning Bloger Suroboyo, yang nanti diberikan ke para pemenang dan peserta.

Bulan Juli dan Agustus kemarin, ada 8 tema untuk menulis di blog. Untuk bulan September ini, ada 4 tema untuk menulis di blog, dan 8 tema untuk di-upload di Instagram. Yang bikin seru adalah, setor link-nya di jam yang sudah ditentukan oleh juri. Tiga bulan ini, setornya jam 7 malam di hari Minggu. Yang bikin deg-degan, yang menang juara satu, dua dan tiga, ditentukan dari kelengkapan link dan tepat waktu tet markotet sesuai jam ponselnya si Juri. Wkwkwkw.

Jam 7 malam di hari Minggu adalah waktu khusus yang tidak boleh diganggu oleh aktifitas apapun. Haha.

Senangnya ada acara ini, akhirnya bikin saya 'turun gunung' kata teman-teman. Karena saya lama tidak konsisten nulis dan upload foto di Instagram. Dan ssttss ... ikutan ini, ternyata bikin viewer saya pelan-pelan merangkak naik lho! Sambil bersenang-senang kita minum sirup. Begitulah kira-kira kata bijaknya.


Drama Korea Mengalahkan Segalanya


Herannya, bahas apapun di grup Ning Bloger Suroboyo, bisa saja dibelokkan ke bahasan tentang drama Korea. Entah sebuah celetukan ketika ingat ada scene yang mirip sama apa yang sedang kami bicarakan, atau, drama Korea malah jadi ending dari obrolan yang sudah panjang.

Memangnya semua anggota suka drama Korea? Tidak. Hahaha. Maafkan saya dan pasukan pembela drama Korea ya Manteman semua, yang sering rusuh bicarakan drama Korea disela-sela obrolan penting kalian.


Latihan untuk Tidak Baper


Eh benar lho kalau yang ini. Awal-awal grup ini terbentuk, kami dilatih benar untuk tidak mudah baper karena celetukan-celetukan khas Suroboyo yang menurut banyak orang suka njeplak seenak udel.

Tapi Alhamdulillah, anggota yang sekarang, sudah saling memahami pola berbicaranya masing-masing itu seperti apa. Semisal saya tersinggung dengan cara penyampaiannya mbak A atau B, saya ulik lagi apa yang perlu saya evaluasi, dan ulik lagi cara berbicaranya mbak A dan B. Pada akhirnya, secara tidak sadar, kami saling memahami cara penyampaian masing-masing anggota.


Les untuk Anggota


Les? Bayar? Oh tidak, kami tim gratisan. Hahaha. Les di sini sama artinya dengan ngobrol ringan seputar hal-hal yang sudah kami ketahui, tapi kami masih butuh dijelaskan oleh yang lebih menguasai ilmunya. Dibilang sharing, ya bisa juga. Dibilang workshop kecil-kecilan, juga bisa.

Serunya, les ini tidak melulu dilangsungkan di grup chat. Tapi juga di berbagai media dan tempat. Di rumah mbak Tika, seringnya les tentang foto. Di instagram live juga pernah ketika bicara tentang gangguan dasar psikologi, di grup Whatsapp juga pernah bahas tentang caranya setor tulisan di media cetak. Lagi-lagi, suka-suka anggotanya mau diadakan dimana.


Definisi Bahagia: Guru BK vs Murid

| on
Sabtu, September 05, 2020

Pada suatu hari di tahun 2018 lalu, tiba-tiba saya ditanya oleh salah satu siswa bimbingan saya, yang sedang melakukan konseling pribadi di ruang BK. 

“Apa yang buat Ibu bahagia setiap hari?”

“Hm, apa ya? Sepertinya banyak.” Jawab saya ketika itu.


Sambil memandang wajah saya dengan penuh ketegasan, dia berkata, “Aku rasa, aku sudah tidak merasakan kebahagiaan apa-apa sekarang, Bu. Rasanya aku ingin keluar dari masalah ini, tapi aku tidak mungkin meninggalkan ibuku sendiri di kota ini.”

Saya kaget dengan reaksinya, sekaligus merasa bersalah dengan jawaban saya.

Melihat mimik wajah saya yang berubah, dia menimpali, “Kebahagiaan tiap orang beda-beda kan, Bu? Ibu tidak perlu merasa bersalah ke aku.”

Kemudian saya tertawa kecil mendengar kalimatnya. Sebuah rangkaian kata dari gadis manis yang masih berusia 15 tahun. Sebuah kalimat yang menunjukkan dia lebih dewasa ketimbang usianya. Masalah yang bertubi-tubi datangnya di keluarga dia, tidak mengganggu proses belajarnya. Malah membuat dia lebih matang dalam berfikir ketimbang teman-temannya.

Dia juga tersenyum, kemudian tertawa.

Saya bertanya, “Kenapa kamu tertawa? Bukankah baru saja kamu bilang kalau kamu tidak merasa bahagia?”

Dengan membetulkan posisi duduknya dia menjawab, “Karena setidaknya ada Ibu yang mau menyimpan masalah terbesarku.”

Nyesss ...

Hati ini sepeti disiram es batu di siang hari yang panas. Sebuah kebahagiaan bagi saya sebagai guru Bimbingan Konseling, ketika ada siswa yang mengatakan dia nyaman berbagi dengan saya.

.
.


Sepenggal cerita yang buat saya kangen untuk berangkat ke sekolah dan bertemu siswa-siswa saya, seperti sebelum masa pandemi. Karena momen seperti ini, tidak bisa didapat oleh guru Bimbingan Konseling ketika melakukan pembelajaran dari rumah (PJJ dan BDR).

Salah satu kebahagiaan yang setiap hari saya rasakan ketika saya berangkat kerja. Meskipun membantu siswa-siswa yang memiliki masalah itu sedikit melelahkan, tapi ada sisi di mana saya merasa bahagia karena merasa berguna dan bermanfaat untuk orang lain.

Demikian. Hanya berharap semoga pandemi ini segera berlalu dan saya bisa bertemu dengan mereka kembali dalam kondisi sama-sama sehat.



Custom Post Signature

Custom Post  Signature