|
pixabay.com/StockSnap |
Seperti yang pernah saya sampaikan sebelumnya, bahwa journaling merupakan salah satu metode yang diberikan psikolog dalam sesi konselingnya. Tujuannya, supaya konseli (orang yang melakukan konseling) bisa menurunkan tingkat stress dan tujuan konselingnya bisa berhasil.
Journaling bisa juga digunakan untuk menjaga kesehatan mental anak sejak dini. Karena aktifitas ini akan menenangkan emosi negatif yang mereka alami. Journaling juga bermanfaat untuk orang tua, karena orang tua bisa mengetahui sejak dini masalah yang dihadapi anak, sehingga orang tua bisa membantu anak menghadapi masalahnya.
Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan orang tua jika ingin mengenalkan journaling pada anak. Saya coba jabarkan step by step-nya. Bisa dimodifikasi sesuai dengan kondisi anak dan keluarga ya!
|
pixabay.com/jarlina |
Langkah-Langkah Mengenalkan Journaling pada Anak
Orang tua harus mengetahui dengan baik masalah yang dihadapi anak
Karena setiap anak memiliki masalah dan penyebab yang berbeda-beda, orang tua harus memahami ini sehingga tidak salah dalam menerapkan metode journaling nantinya.
Sebagai contoh masalah yang dialami oleh anak pertama saya.
Dia sering kehilangan fokus saat di kelas jika ada teman-temannya memanggil dia, atau saat ada hal yang lebih menarik perhatiannya daripada guru yang sedang menjelaskan di depan kelas.
Orang tua mencari metode journaling yang cocok untuk membantu anak mengatasi masalahnya
Setelah orang tua tahu masalah yang sedang dihadapi oleh anak, saatnya untuk mencari tahu macam-macam journaling yang bisa diterapkan pada anak. Orang tua bisa mencari tahu melalui internet (browser dan media sosial), atau bergabung dalam komunitas journaling untuk sharing bersama teman-teman yang sudah melakukannya.
Untuk anak pertama, saya bawakan buku kecil yang bisa masuk ke dalam pouch berisi alat tulisnya. Buku ini dipakai untuk mencatat pemberitahuan penting dari gurunya setiap hari. Setiap lembar dia beri hari, tanggal, dan kolom khusus untuk mencatat.
Apakah ini termasuk journaling? Tentu saja iya!
Orang tua bisa mengenalkan journaling melalui percakapan sederhana bersama anak
Tarik minat anak pada aktifitas ini, sehingga sesi perkenalan menjadi lebih mudah diterima. Jelaskan pula dengan bahasa yang sederhana tujuan dari mengenalkan journaling pada mereka dan bagaimana mereka akan melakukannya setiap hari. Jikalau perlu, tunjukkan video menarik tentang journaling yang sudah dilakukan oleh orang lain.
|
pixabay.com/Darkmoon_Art |
Bersama anak, orang tua membuat rencana pelaksanaan journaling
Buat rencana pelaksaannya dengan rinci bersama anak supaya anak merasa dilibatkan sejak awal dalam upaya memperbaiki dirinya.
Mulai dari kapan aktifitas ini bisa dilakukan oleh anak setiap harinya, bagaimana anak melakukan journaling dengan rutin sehingga tidak mengganggu kegiatan penting lainnya, dan apa saja yang dibutuhkan anak supaya aktifitas ini berhasil.
Tidak usah dipaksakan harus sempurna, namanya juga dalam proses pengenalan. Jika terlalu saklek, takutnya anak akan merasa ditekan dan jadi tidak tertarik lagi.
Ajak anak untuk menentukan alat tulis yang digunakan
Biarkan anak menentukan alat tulis apa saja yang akan digunakan oleh mereka tanpa ada interupsi terlebih dahulu. Biarkan saja mereka memilih sesukanya, bahkan ketika spidol yang mereka pilih serasa tabrak warna.
Namun, jika ada alat tulis yang sekiranya membahayakan dirinya, orang tua bisa memberikan pengertian untuk tidak menggunakan alat tulis tersebut sementara waktu sampai mereka siap menggunakannya.
Beri contoh melalui praktek secara berulang-ulang
Salah satu kemampuan anak adalah mirroring dari aktifitas orang tuanya. Anak masih belum bisa melaksanakan sesuatu yang belum pernah dia lakukan sebelumnya tanpa ada contoh dari orang lain. Jadi, tugas orang tua adalah memberi contoh pelaksaan journaling melalui praktek secara berulang-ulang sampai anak paham.
Jelaskan melalui praktek yang sederhana, dengan kalimat yang mudah dimengerti oleh anak. Juga tanyakan pada anak, apakah ada yang membuat dia bingung.
Bersenang-senanglah!
Karena journaling itu adalah salah satu metode terapi yang mudah dilakukan oleh siapapun, jadi bersenang-senanglah bersama anak kita. Jangan membebani diri kita dengan ketidakmampuan anak dalam berkreasi, atau belum sempurnanya anak dalam menulis, atau ketidaksempurnaan anak dalam membuat garis.
Tertawalah bersama anak, jika anak tertawa karena dia berhasil membuat gambar yang menurutnya lucu. Tersenyumlah bersama dia jika dia berhasil menuliskan isi hatinya di kertas. Tenangkan si anak jika bersedih karena tidak mampu membuat garis lengkung seperti yang kita contohkan.
Mengajarkan journaling ke anak itu mudah kok. Asalkan orang tahu langkah-langkahnya yang tepat sehingga tidak menghilangkan esensi dari journaling itu sendiri. Mari bapak ibu, ajak anak-anak kita melakukan hal-hal yang bersifat positif untuk terus menjaga kesehatan mental mereka.
Salam sehat!