Blog milik Ria Rochma, blogger Gresik, Jawa Timur. Tulisan tentang parenting, gaya hidup, wisata, kecantikan, dan tips banyak ditulis di sini.

Film The Flowers of War dan Rasa Bersyukur Saya

| on
Selasa, Januari 15, 2013


gambar dari sini


Ada yang sudah nonton film ‘The Flowers of War’ dari sutradara Zhang Yimou yang release akhir 2011? Saya acungkan tangan dulu yak. Saya, saya, saya..!!! Tapi pemirsa, saya liatnya telat banget. Hahahha, baru beberapa hari yang lalu saya liatnya. Setahun jaraknya dari release filmnya *malu banget*.

Sebenarnya, pertengahan 2012, saya udah pernah baca review filmnya di sebuah majalah wanita. Udah jadi target utama buat di tonton sebenarnya, tapi selalu aja lupa kalau beli DVD. Dan benar-benar saya lupakan tentang film ini sampai pada akhirnya, akhir Desember 2012 lalu waktu jalan-jalan sama suami, ada sebuah toko yang jual DVD lagi pajang poster film ini. Jreng, jreng..!! Akhirnya memori saya terkuak kembali *halah*. Tapi ya gitu, namanya juga emak-emak, itu DVD baru bisa diliat beberapa hari yang lalu.

Dikisahkan, kota Nanjing, China sedang diserang oleh Jepang pada tahun 1937. Menit pertama, ada gerombolan siswa perempuan yang dipimpin seorang anak laki-laki sedang kabur dari tembakan tentara Jepang yang akhirnya di tolong oleh pasukan terakhir China yang melindungi kota Nanjing. Gerombolan siswa perempuan itu, adalah siswa dari gereja Winchester Cathedral yang berusaha kembali ke gereje setelah tidak ada lagi harapan untuk mengungsi. Mereka memutuskan kembali ke gereja karena gereja yang dipimpin oleh father Ingleman (yang juga sudah meninggal saat perang) tidak boleh di serang oleh tentara Jepang.

Lalu, muncullah seorang pengurus pemakaman father Ingleman yang bernama John Miller yang diperankan oleh Christian Bale, si Batman. John ini adalah orang yang matre sekali alias selalu memikirkan uang meskipun para siswa sudah meminta bantuan dirinya untuk menolong mereka kabur dari Nanjing. Lalu datanglah segerombolan wanita cantik yang berprofesi sebagai penghibung dari Qinhuai River, yang juga memutuskan untuk bersembunyi di gereja dan mengambil alih ruang bawah tanah. Hingga pada akhirnya, John menghilangkan sifat matrenya dan mulai membantu para siswa karena tentara Jepang berhasil masuk gereja dan berusaha memperkosa para siswa. Dia menyamar sebagai pendeta pemilik gereja dan berusaha melindungi para siswa, meskipun pada akhirnya gagal juga dan meninggallah dua siswa.

Kisah berlanjut hingga akhirnya para wanita penghibur memutuskan untuk membantu kaburnya para siswa dengan cara mereka menyamar menjadi para siswa untuk dikirim ke acara tentara para Jepang untuk memperingati keberhasilan mereka merebut Nanjing. Review lengkapnya, bisa dibaca di situs ini yah, lebih lengkap karena mencantumkan sejarah juga.

Bagi saya, film ‘The Flowers of War’ adalah tentang sebuah ketulusan membantu orang lain yang tidak mereka kenal demi kebahagiaan orang lain, pada saat mereka sama-sama mengalami kondisi yang sama kala itu, yaitu perang. Kita bisa belajar banyaaaakkkkk sekali tentang kehidupan, terutama kehidupan sosial kita, melalui film ini.

Kita bisa belajar tentang merelakan harta berharga kita untuk kebahagiaan orang lain. Ini terlihat saat seorang mayor China yang bersedia melakukan bom bunuh diri untuk membunuh segerombolan pasukan Jepang. Juga terlihat saat para wanita penghibur rela menyamar menjadi para siswa untuk dikirim bernyanyi di acara tentara Jepang.

Kita juga bisa belajar tentang bersyukur. Bersyukur bahwa kita hidup tidak pada kondisi perang. Saya sendiri, tidak bisa membayangkan betapa hidup pada saat itu sungguh mencekam. Tidak bisa tidur nyenyak, tidak bisa makan enak, tidak bisa bepergian seenak kita, tidak memiliki kebebasan berkomunikasi, dan masih banyak lagi. Menyeramkan. Apalagi untuk saya yang sangat tidak bisa liat darah, nggak bisa bayangin hidup dengan selalu melihat darah.

Apalagi saya wanita. Melihat wanita dianiaya pada saat perang, rasanya saya bersyukur sekali tinggal di Indonesia yang sudah tidak mengalami perang. Saya sekarang bisa menikmati hidup dengan keluarga kecil saya, bisa menularkan ilmu saya dengan menjadi guru bimbingan konseling untuk membantu siswa-siswa saya, bisa berbagi informasi di blog, menjalin hubungan baik dengan teman baik dalam dunia nyata maupun virtual, dapat menyampaikan pendapat saya tentang suatu hal, dan masih banyak lagi.

Ohya, ada lagi. Meskipun ada tokoh wanita penghibur dalam film ini, lenggok tubuh mereka yang gemulai, tubuh yang seksi, perhiasan yang mengkilap, dandanan yang menor, tapi semua itu adalah cover dibalik kebaikan mereka. Kebaikan mereka membantu para siswa adalah tindakan heroik sekali. Supaya para siswa bisa merasakan hidup yang lebih baik lagi setelah perang dan tidak mengalami trauma karena perilaku keji para tentara Jepang. Kita, wanita Indonesia sekarang, yang tidak lagi hidup di jaman perang, bisa juga berlaku heroik seperti mereka. Beberapa teman saya, ada yang menerbitkan buku, sebagai realisasi kemampuan diri. Ada juga teman ngeblog, yang isi blognya inspiratif dan memberikan banyak pelajaran bagi yang melakukan blog walking. Teman kuliah saya, melanjutkan S2 lalu melakukan pendekatan ke beberapa orang tua untuk memberikan pelayanan tentang prikologi keluarga. Teman SMA saya, memilih untuk tidak bekerja dan menjadi full mom karena ingin mendidik anaknya supaya berguna buat bangsanya.

Banyak kok yang bisa kita lakukan, baik sebagai wanita Indonesia atau sebagai warga negara Indonesia. Ciayyyooo.. *mulai ngglambyar*

Ah, kok jadi panjang sekali ya cerita saya siang ini. Silahkan lihat ini film kalau ingin menonton film yang sarat ilmu sosial. Atau, kalau ada teman-teman yang mau share film oke punya, colek saya ajah ^_^

4 komentar on "Film The Flowers of War dan Rasa Bersyukur Saya"
  1. filmnya keren bgt,...dan menjadi salah satu film yg mengesankan yg saya tonton di thn 2012 lalu :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. betul itu mbak. mulai dari musik, setting dan kontras warna. top banget :)

      Hapus
  2. Wah saya malah belum pernah menontonnya. Boleh juga nih ntar beli DVDnya. Sekali-sekali nonton film Asia menarik juga pastinya. Apalagi udah baca review yang begitu menarik dari Miss Rochma, wajib nyari DVDnya nih.... thanks for the review lho jeng! :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. sama-sama mbak Al..
      dijamin deh, berkesan sekali :)

      Hapus

Jangan lupa kasih komen setelah baca. Tapi dimoderasi dulu yak karena banyak spam ^____^

Custom Post Signature

Custom Post  Signature