Blog milik Ria Rochma, blogger Gresik, Jawa Timur. Tulisan tentang parenting, gaya hidup, wisata, kecantikan, dan tips banyak ditulis di sini.

Kebahagian Sederhana Menjadi Seorang Guru Bimbingan Konseling [Day 27]

| on
Minggu, Desember 16, 2018

Dalam artikel sebelumnya, saya mengatakan lebih memilih pekerjaan utama saya adalah seorang guru. Meskipun saya mendapatkan sumber penghasilan lainnya dari blog dan media sosial, tapi menjadi seorang guru itu masih memiliki tantangan tersendiri bagi saya. Cerita lengkapnya ada di artikel ini ya, please click. Hihi.

Kenapa tantangan? Apakah seberat itu tanggung jawab seorang guru?

Ketika awal-awal saya terjun di pekerjaan ini, saya ngga tahu harus memulai dari mana. Karena teori menjadi guru hanya saya dapatkan selama satu tahun saja, ketika saya mengambil program Akta IV di tempat saya kuliah. Itu pun pikiran saya harus terbagi dengan tugas-tugas dan skripsi psikologi di semester tujuh dan delapan.

Tapi sebuah catatan kecil di meja kerja sangat membantu saya menentukan tujuan saya mengajar, serta bagaimana saya harus mengambil langkah-langkah saat berhadapan dengan siswa. Catatan kecil ini peninggalan salah satu guru di kantor saya yang dia pindah karena ikut suaminya kerja di Bekasi (tapi kalian tahu, dua tahun yang lalu dia kembali ke Gresik dan kerja lagi di tempat saya mengajar. Haha).

"Menjadi seorang guru adalah pekerjaan mulia karena mengajarkan setiap orang untuk menjadi orang penting"

Karena semua orang berhak menjadi orang penting dalam fase kahidupannya. Baik kelak penting hanya untuk dirinya sendiri, atau penting bagi orang lain. Tapi saya yakin kok, setiap orang pasti penting bagi orang lain. Karena Tuhan menciptakan manusia untuk bermanfaat bagi yang lainnya. Sedangkan salah satu tugas guru adalah mengawal dan membimbing siswa supaya menyadari bahwa dirinya adalah pribadi yang penting dan kelak bisa bermanfaat bagi dirinya dan orang lain.


Mungkin banyak keluhan yang didengar di masyarakat tentang susahnya menjadi guru jaman sekarang. Sebenarnya ngga susah-susah amat sih, kalau kita mau mengajari mereka dengan kita menjadi teman mereka. Posisikan mereka sebagai seorang teman, karena teman itu adalah posisi paling aman untuk mereka mau membuka hati pada gurunya.

Lalu, posisikan pola pikir kita sesuai usia siswa yang kita hadapi. Supaya kita mudah menerka problem yang sedang mereka hadapi dan membantu mencari jalan keluar sesuai usianya. Kalau mengajar anak SD, ya posisikan diri berpola pikir anak SD. Remaja juga gitu, posisikan pola pikir kita seperti remaja jaman sekarang. Pelajari perubahan yang terjadi, pelajari tren yang lagi booming, pelajari keinginan siswa jaman sekarang, dan masih banyak lagi.

Adakah hal yang membahagiakan sebagai seorang guru? Lha, banyak banget. Itulah kenapa saya masih keukeuh mempertahankan pekerjaan ini sebagai pekerjaan utama saya. Ada beberapa kebahagiaan sederhana saat saya menjadi guru BK bagi siswa SMP.


1. Saat mereka mau datang sendiri mencari saya untuk menceritakan masalah yang sedang mereka hadapi.

Mengubah pandangan masyarakat terhadap stigma bahwa guru BK itu menakutkan, itu susah sekali. Kami harus lebih menambah porsi senyum, kami harus menurunkan ribuan kilo menuju suara rendah, menahan ribuan dorongan supaya ngga lekas marah di depan para siswa.

Ketika siswa datang sendiri mencari kami untuk menceritakan masalah yang sedang mereka hadapi, itu artinya semua usaha kami di atas tadi memberi perubahan besar pada stigma masyarakat, terutama pada pelakunya sendiri yaitu para siswa. Dan kalau mereka mencari kami sendiri, artinya mereka sudah bisa terbuka pada orang dewasa yang mereka percaya.


2. Saat siswa saya mau mendengarkan materi yang saya sampaikan, dengan memberi argumen yang sesuai dengan isi materi.

Kalau ini artinya apa? Artinya mereka mendengarkan, artinya mereka menyimak. Bahkan ketika tidak di kelas. Misalnya seperti beberapa waktu yang lalu saat mereka berpapasan dengan saya di hall sekolah. Bertanya ini itu karena suatu masalah, dan mereka bisa menarik kesimpulan yang ujung-ujungnya sesuai dengan materi yang pernah saya sampaikan.


3. Ketika siswa saya chatting menceritakan tentang keberhasilan yang baru dia dapatkan.

Keberhasilan itu juga perlu diceritakan ke orang lain bukan? Dengan begitu, kita bisa mengadakan perayaan kecil-kecilan meskipun itu hanya virtual lewat pesan online. Saya bahagia, ketika suatu hari seorang siswa saya tiba-tiba mengirim DM via IG, bercerita kalau nilai raportnya lebih bagus daripada sebelumnya. Ah, bahagianya karena dia mau berbagi kebahagiaan dengan gurunya, disaat dia dikelilingi banyak teman-teman baik.


4. Mengetahui bahwa siswa saya memiliki minat di bidang tertentu dan mau menekuninya

Salah satu materi BK adalah membimbing siswa untuk mengetahui minatnya masing-masing. Tapi salah satu tugas guru BK adalah memotivasi siswa untuk mengembangkan minat yang sudah mereka tekuni, sejauh minat itu bernilai positif untuk mereka. Ketika ada beberapa siswa yang bercerita kalau mereka sedang menekuni ini atau itu, saya merasakan ada kelegaan karena bahagia. Artinya mereka memiliki waktu luang yang nggak terbuang sia-sia. Artinya mereka sudah mengetahui apa saja yang dia suka dan bagaimana cara mengembangkannya sesuai kondisi dirinya sehari-hari.

Dan saya mau saja kok mendukung mereka untuk terus melaju supaya kemampuan mereka terus terasah. Mau bantu share foto yang mereka lombakan? Ayo ajah. Mau subscribe dan like Youtube channel mereka? Kemon ajah. Mau koreksi tulisan fiksi mereka? Nggak masalah.


5. Para alumni nggak lupa buat berkunjung ke sekolah lamanya.

Saat sudah seumur saya begini, saya bisa membandingkan, saat kapan saya benar-benar memiliki banyak kenangan menyenangkan di bangku sekolah. Itu memotivasi saya untuk mau berkunjung ke sekolah saya yang lama, untuk menggali kembali euforia saat saya sekolah dulu, menggali kenangan-kenangan lama yang mungkin tidak saya prioritaskan.

Saat para siswa saya yang sudah alumni datang berkunjung dan menghampiri gurunya, ada rasa takjub dalam diri saya. Perasaan bahagia dimana ternyata kami para gurunya itu menjadi kenangan yang baik bagi mereka, menjadi bagian dalam memori-memori kehidupannya, juga menjadi orang-orang yang ikut andil dalam keberhasilannya.

4 komentar on "Kebahagian Sederhana Menjadi Seorang Guru Bimbingan Konseling [Day 27]"
  1. bahagia banget ya kalo anak murid menunjukkan feedback dan respon yang positif

    BalasHapus
  2. suami saya juga guru, dan seneng banget ketika ada muridnya yang chat keterima di universitas yang di pengen :)

    BalasHapus
  3. Guru BK sering dijadikan tempat curhat ya kan :)
    Btw, foto sama muridnya gak keliatan kayak gurunya deh

    BalasHapus

Jangan lupa kasih komen setelah baca. Tapi dimoderasi dulu yak karena banyak spam ^____^

Custom Post Signature

Custom Post  Signature