Blog milik Ria Rochma, blogger Gresik, Jawa Timur. Tulisan tentang parenting, gaya hidup, wisata, kecantikan, dan tips banyak ditulis di sini.

Meskipun Tersembunyi di Balik Tebing, Pantai Pandawa Layak Sekali untuk Dikunjungi Karena Alasan-Alasan Ini

| on
Senin, April 02, 2018

Kalau bepergian ke Bali, pasti wajib memasukkan wisata pantai ke dalam list tempat wisata yang ingin dikunjungi. Ketika saya belum pernah menginjakkan kaki di Bali, masih penasaran sekali dengan pantai Kuta yang dulu itu pantainya bersih sekali. Sekarang sudah nggak sepenasaran seperti dulu lagi dengan pantai Kuta, karena kalau pas wisata rombongan, pantai Kuta selalu dimasukkan di tabel kunjungan wisata. Belum lagi, pantai Kuta sekarang sudah nggak ‘segadis’ seperti waktu pertama kali saya tahu. 

Adalah pantai Pandawa, yang pesonanya meninggalkan jejak di hati, bahkan setelah saya pulang dari Bali. Kalau ditanya, apa yang menarik dari pantai yang kata guide saya ini lebih sepi ketimbang pantai yang lain? Banyak. Hayuk lah, disimak apa saja yang menarik dari pantai Pandawa ini.

Suara gemuruh pantainya terdengar jelas

Lokasi pantai Pandawa memang jauh dari kota, beda dengan pantai Kuta yang dekat sekali dengan pusat kota Denpasar. Untuk sampai di sana saja, harus melewati tol yang dibangun di atas laut yang panjang sekali (dan sayangnya pas hari terang, saya ketiduran hiks). Belum lagi harus melewati perkampungan yang memang suasanya jauh dari suasana perkotaan. Ketika memasuki area pantai, kita akan melewati bebukitan tinggi yang terbuat dari kapur yang memang belum didirikan bangunan apapun.

Jadi kesannya kaya sepi gitu.


Karena memang jauh dari keramaian, suara gemuruh laut di pantai terdengar jelas sekali. Padahal gelombangnya nggak besar dan nggak terlalu kuat seperti di pantai-pantai di laut selatan. Terus lagi, suara bisa loss banget pas kita mau teriak-teriak. Jadi bisa dengerin suara kita sendiri yang nggak bertabrakan sama suara gelombang laut. 

Oh iya, karena gelombang pantai yang tenang, bisalah kita coba banana boat dan perahu dayung yang ditawarkan untuk kesenangan kelompok. Kalau nggak mau keluar duit lagi, bisalah renang-renang di sana, kecipak-kecipuk sambil basah-basahan bajunya. Gitu saja sudah senang ini hati.




Berdekatan dengan tebing yang tinggi

Kalau lihat film-film kolosal yang mana musuh bakal kesulitan menyerang suatu tempat kalau ada tebing yang curam, pemandangan di sekitar pantai Pandawa begitu. Kalau kita menghadap laut, di arah punggung kita, berderet tebing kapur yang tinggi tapi dipenuhi dengan pepohonan yang rimbun. Seolah, tebing kapur ini melindungi pulau Bali dari serangan musuh. Ea, mikirnya ke sana deh ya.

Uniknya lagi, di beberapa bagian tebing, dibuat enam lubang berjajar dan ditempatkan enam patung yang terdapat lima patung dari tokoh Pandawa Lima dan satu patung Dewi Kunti. Ukurannya tidak kecil, besar sekali sehingga dari terlihat detailnya yang bagus jika dilihat dari kejauhan. Dipercantik juga dengan sebuah halaman luas berpaving sebagai tempat penempatan tulisan ‘Pantai Pandawa’ sebagai tanda bahwa kita sudah sampai di pantai ini.



Belum banyak bangunan 

Karena terbilang baru ditemukan, nggak banyak bangunan yang berdiri di pinggir jalan raya untuk menuju parkiran obyek wisata. Pinggir jalan raya ini artinya tebing-tebing kapur yang saya ceritakan ya, karena memang jalan raya ini memisahkan tebing satu dengan tebing yang lainnya. Ada sih, beberapa proyek pembangunan yang sepertinya akan dipakai sebagai pusat perbelanjaan. Guide saya bilang waktu itu, mending nggak usah pakai bangunan megah kaya gitu. Biarin saja dibuat alami karena tebing-tebing yang tinggi ini seperti pelengkap keindahan pantai Pandawa. 

Menuju bibir pantai pun begitu, belum banyak bangunan paten yang berdiri di sana. Warung-warung makanan, toko penyedia souvenir dan toilet, kebanyakan masih dibuat dari bahan kayu dan triplek. Itupun katanya masih baru berdiri sekitar satu dua tahunan. Bangunan yang sudah paten hanya beberapa, karena memiliki fungsi sebagai tempat pelayanan umum, seperti aula yang menjelaskan tentang detail pantai Pandawa dan musholla. 




Nggak hanya jual es kelapa 

Setibanya di sana, yang saya cari dulu itu adalah daftar menu makanan dan minuman yang ada di tiap-tiap warung makan. Karena udah habis empat es kelapa muda yang dimakan grudukan sama teman-teman, saya jadinya malas udah mau beli es kelapa muda lagi. Awalnya, niatnya biar nggak pilek karena kondisi badan kan capek bener dari kemarin keliling-keliling terus. 

Tapi ternyata, makanan dan minuman yang dijual di sini, leih variatif. Nggak hanya bakso, mie ayam pun juga ada. Nggak hanya es kelapa muda tapi juga es gelato juga ada. Untungnya, salah satu teman narik-narik lengan saya buat dianterin beli. Eh, sayanya kecantol juga milih rasa vanilla cream. Hilang sudah niatan nggak minum dingin biar nggak pilek. LOL.



Butiran pasir yang besar-besar

Alasan utama kenapa saya suka pasir pantai dengan butiran berukuran besar dengan bebatuan kecil adalah bisa dijadikan alat ala-ala untuk pijat bagian telapak kaki. Iya lho, beda saja rasanya di kaki. Meskipun pantai dengan butiran besar itu, gampang bikin kaki ambles kalau tersiram gelombang pantai. Lumayan lah rasanya, pegal-pegal di kaki rasanya mulai hilang. 

Menariknya, warna pasir dan bebatuannya adalah putih dan merah muda. Yang tampak di mata adalah pantai yang bersih, sedikit berwarna merah muda, atau ketika matahari tenggelam, bebatuannya jadi kelihatan seperti semu-semu kuning karena tertimpa cahaya matahari. Pemandangan yang MasyaAllah indahnya. 



Sunset dengan view yang indah

Meskipun mataharinya nggak tenggelam di pantai yang langsung berhadapan dengan kita, tapi malah tenggelam di arah tebing-tebing yang seolah mengelilingi pantai, saya sudah bahagia kok. Kebahagiaan yang receh banget karena tiap hari saya nggak bisa liat matahari tenggelam dengan segitu indahnya karena di sekitar saya udah banyak pabrik dan rumah. 

Tapi buat saya, lihat matahari yang tenggelam pas di tengah-tengah batas antara pantai dan tebing, sungguh kenikmatan mata yang nggak ada duanya. Kalau di layar ponsel saya, kiri pantai, kanan tebing dan matahari tenggelam di tengah-tengahnya. Pas banget di tengah dan itu langka banget buat saya. Sayangnya nggak saya abadikan, maklum pakai ponsel. Nggak bisa jepret dengan hasil maksimal.



Ombak tenang, kehidupan pun berjalan lebih tenang

Hikikikk.. ini sub judul apaan sih? 

Terbawa suasana kali ya. Entahlah. Saya merasa lebih tenang di pantai ini. Ngobrol sama teman-teman, foto-foto dengan bahagia, selonjorin kaki yang pegal, mengambil video gelombang laut yang menyentuh kaki saya dengan pelan-pelan tapi sayanya sabar saja menunggu momen ini, habisin es krim gelato yang ternyata cepet cairnya, atau menikmati sunset seperti menghayati sekali lho. Mungkin lebih karena suasana tempat wisata yang tenang, jadi hati ikut tenang pula, ritme badan jadi menurun dan saya bisa menikmati suasana pantai dengan syahdu. Hehe.. agak lebay tapi memang vitamin sea-nya nampol.
.
.
.
Intinya, saya ingin balik lagi ke sana.

Paket kebahagiaan ini, sayang sekali kalau dilewati. Kalau ke Bali, jangan hanya ke pantai Kuta yang sudah menjadi ikonnya Bali. Tapi mampirlah ke pantai Pandawa di sore hari kalau memang ingin menenangkan hati dan badan yang lelah setelah seharian menjelajah Bali.



15 komentar on "Meskipun Tersembunyi di Balik Tebing, Pantai Pandawa Layak Sekali untuk Dikunjungi Karena Alasan-Alasan Ini"
  1. waaaah jadi pengen kesana lagiii

    BalasHapus
  2. Justru yang tersembunyi biasanya surga tak terduga yaa. :D Bagus banget asli deh, ngalahin sanur nih XD.

    BalasHapus
  3. Jadi pingin mantai nih, kayaknya adem gituu.

    BalasHapus
  4. Bagus banget emang semua pantai sana yaa. Tapi aku belum pernah ke Pandawa.

    BalasHapus
  5. waaaaa....aku nggak ikut beli es krim

    BalasHapus
  6. Waktu ke Bali belum sempet kesana heheh

    BalasHapus
  7. duluuuu banget pernah ke Pantai Pandawa waktu belum seterkenal sekarang. Pantainya cantik banget, asik banget leyeh-leyeh di pinggir pantainya seharian. gak bosen... jadi kangen mantai lagi nih :)

    BalasHapus
  8. Yaampun ya ampun es kelapanya menggiurkan sekali :D
    Jarang" kan ke destinasi favorit bisa sekalian kuliner uhuuhu

    Boleh minta follow back nya mba? http://www.onixoctarina.com/
    Nuhun :)

    BalasHapus
  9. Suara gemuruh pantai selalu seru buat saya. Soalnya pantai di kota saya tenang. :)

    BalasHapus
  10. wah pantai selalu indah belum pernah ke pantai ini saat ke bali

    BalasHapus
  11. Temen-temen saya malah lebih suka ke Pantai Pandawa daripada Kuta :D

    BalasHapus
  12. Terakhir kesana tahun 2015 kayaknya kok belum ada ya gerbang tiket itu. Wah, sudah banyak berkembang pesat ya pantai Pandawa. Kapan-kapan kesana lagi deh kalo pas ke bali

    BalasHapus
  13. Wah bulan lalu anakku study tour kesini lo. Favorit rupanya ya?

    BalasHapus
  14. Apik ya pantai Pandawa ini ..
    Belum banyak bangunan berdiri disana, jadi masih terlihat virgin.

    Pecahan pasirnya juga unik,besar2 ukurannya.

    BalasHapus
  15. Enak banget kayaknya, lagi panas-panasan trus makan es krim :)

    BalasHapus

Jangan lupa kasih komen setelah baca. Tapi dimoderasi dulu yak karena banyak spam ^____^

Custom Post Signature

Custom Post  Signature