Blog milik Ria Rochma, blogger Gresik, Jawa Timur. Tulisan tentang parenting, gaya hidup, wisata, kecantikan, dan tips banyak ditulis di sini.

Memberi Edukasi Pelestarian Lingkungan pada Anak di Eco Green Park, Batu, Malang

| on
Selasa, Februari 21, 2017

Banyak yang mengatakan bahwa bumi yang kita tempati ini sudah mulai menua dan mulai tak sanggup lagi menampung aktifitas manusia yang tidak bersahabat. Semisal pembakaran hutan untuk perluasan lahan, pembangunan rumah-rumah penduduk yang mengesampingkan penawaran rumah susun, penggalian bahan tambang dan lain sebagainya. Akibatnya, tentulah bencana yang sering kita saksikan dengan mata kepala sendiri atau  di layar televisi.

Salah satu upaya kita untuk menyeimbangkan fenomena ini adalah memberikan edukasi yang baik kepada keturunan kita bahwa bumi yang mereka tinggali ini, memerlukan campur tangan mereka supaya tetap lestari dan membawa manfaat. Edukasi bisa diberikan melalui kegiatan sehari-hari di rumah, pelajaran di sekolah atau pun outing activities di lokasi-lokasi yang mendukung.

Kebetulan, saya dan beberapa teman blogger Surabaya bersama keluarga masing-masing diberi kesempatan outing activities di Eco Green Park, Batu, untuk melaksanakan tour edukasi tentang pelestarian lingkungan. Penyelenggaranya adalah pihak Blue Bird Group, yang mana kami juga diberi kesempatan untuk merasakan naik Big Bird sebagai salah satu armada yang mampu menampung banyak orang saat bepergian.

Baca juga : Nyaman Saat Macet Bersama Big Bird Menuju Eco Green Park, Batu

Hari Minggu itu, saya mengajak Arya. Iming-iming saya supaya dia mau ikut adalah karena di Eco Green Park ada banyak hewan-hewan yang bisa dia tonton seperti layaknya di kebun binatang. Kami tiba di lokasi pukul dua belas, terlalu siang memang, karena terjebak macet libur Natal. Untung saja, ponsel terisi penuh untuk pulsa,  jadi meskipun kami datang terlambat karena pulang pergi terjebak macet, keluarga di rumah nggak perlu khawatir berlebih.

Tiket yang kami bayarkan adalah @Rp. 75.000,- karena kami datang pada weekend. Sedangkan saat weekday, tiketnya adalah Rp. 60.000,- . Di pintu masuk, kami disambut oleh siraman air yang mengucur otomatis ketika ada orang yang melewati palang pintu. Arya sempat takut karena beberapa orang berteriak kaget dan dia mengeluh karena pakaian yang dia kenakan basah. Tapi nggak lama juga takutnya dia, karena setelah melewati pintu, akan ada kolam yang luas sekali berisi ikan mas dan kita bisa memberi makan yang dibeli di petugas seharga Rp. 5000,-.


Puas memberi makan ikan, saya mengajak Arya ke beberapa penemuan yang memanfaatkan sumber daya alam alami seperti matahari dan air. Alatnya adalah pompa gravitasi air dan listrik tenaga surya. Selama ini Arya hanya tahu, bahwa listrik yang dipakai di rumah itu berasal dari saklar on/off. Begitu pula dengan pompa air yang kami pakai untuk mengambil air di sumur, juga menggunakan listrik yang berasal dari saklar. Setelah dapat penjelasan sedikit tentang listrik tenaga surya, dia baru mengerti kalau ternyata matahari bisa dipakai untuk menyalakan lampu. Dia jadi ingat dengan lampu di teras rumah yang menyala sendiri ketika malam tiba tanpa saya atau suami menyalakan tombol on/off.

Sebelum menuju lokasi Rumah Serangga Dunia, kami berdua melewati tumpukan bebatuan dan kayu, dengan beberapa miniatur rumah. Ternyata, itu menceritakan tentang peristiwa banjir. Setelah saya ceritakan sedikit tentang penyebab terjadinya banjir serta kerugiannya, Arya balik bercerita ke saya kalau di sekolah, ibu gurunya pernah mengatakan untuk membuang sampah di tempat sampah. Kalau membuang sampah sembarangan, akan berakibat banjir datang.


Setelah melewati Rumah Serangga Dunia, kami melintasi Walking Bird, yang mana banyak sekali burung-burung dari berbagai dunia yang biasanya hanya kami lihat di Discovery Channel. Saya kagum sendiri, ternyata burung-burung di belahan dunia lain itu benar-benar memiliki warna-warna yang cerah dan cantik. Melihat burung unta saja, saya sampai sedikit membujuk Arya supaya mau diajak berfoto. Tapi gagal, karena Arya mendengar bunyi-bunyi unik dari arah pintu keluar.

Baca juga : Tips Mengajak Anak ke Kebun Binatang

Ternyata, bunyi itu berasal dari area Plaza Music. Area ini terdiri dari sebuah kolam besar, yang mana di dalamnya terdapat banyak alat-alat yang bisa menghasilkan berbagai macam bunyi ketika pengunjung menyemprotkan air melalui mesin serupa tembak, yang bekerja dengan menggunakan pompa untuk menyedot air. Pengunjung tinggal mengarahkan tembak air tadi ke arah sasaran, yang mana jika sasaran itu terkena air, akan menggerakkan tuas yang bisa menghasilkan bunyi-bunyian dengan berbagai nada.


Arya suka sekali di sini. Saya sampai bisa duduk minum santai sambil sesekali memberi tahu sasaran mana yang harus ditembak Arya. Sedangkan Arya, nggak berhenti mencoba antara tembak yang satu dengan yang lainnya, karena sasarannya berbeda, dan bunyi yang dihasilkan juga berbeda. Di area sini saja yang benar-benar bikin Arya betah. Perlu dibujuk berulang-ulang karena masih banyak area yang belum dikunjungi. Bujukan baru berhasil setelah saya berjanji membelikan permen dan minum di toko souvenir yang masih satu area dengan Plaza Music.

Setelah melihat videonya mbak Yuni dan om Renaldy yang naik mobil safari lengkap dengan perlengkapan tembak laser, barulah Arya benar-benar beranjak dari Plaza Music. Mencoba permainan ini, memberikan gairah baru buat Arya. Saya, memang fokus untuk ambil video dia saat dia memegang tembak, menembak sasaran, kaget karena jebakan atau sekadar Arya melongo kebingungan mencari sasaran yang boleh ditembak. Sampai rumah, bahkan sampai hari ini, video itu bangga sekali dia lihat dan pamer-pamerkan. Iyalah, karena biasanya main tembak-tembakan hanya saat di game zone yang banyak terdapat di mall-mall di Surabaya.


Puas dengan tembak-tembakan, kami berdua kembali menelusuri area-area lain di Eco Green Park. Rute selanjutnya adalah Animal Farm. Di area ini, kami bisa melihat bagaimana hewan-hewan peternakan dirawat dengan baik. Kami bisa melihat langsung ketika petugas membersihkan kandang dan memberi makan. Nggak lama sih kami di sini, karena sepertinya Arya kurang tertarik. Dia nggak penasaran lagi karena pernah saya ajak lihat kandang sapi di Kebun Percobaan Petrokimia.

Baca juga : Berbelanja Sayur dan Buah Murah di Petrokimia Agrifood Expo 2016

Sebelum melewati banyaknya jenis burung Beo dari berbagai dunia, saya melihat satu area yang sayangnya tidak banyak dihampiri orang. Sudut pengelolaan sampah ini, sebenarnya areanya luas dan bersih, juga memberikan banyak pengetahuan untuk anak-anak tentang pengelolaan sampah yang tepat. Lagi-lagi, karena tidak ada pertunjukan apa-apa, Arya jadi malas diajak ke sana. Padahal ada ruang edukasinya lho, yang terdiri dari banyak bangku dan meja, serta kolase-kolase yang menampilkan pengetahuan tentang pengelolaan sampah. Semisal ada peraganya, mungkin orang akan tertarik untuk datang, meskipun hanya untuk melihat-lihat saja.


Rute yang kami lewati selanjutnya adalah area unggas, rumah burung hantu, dan area pertumbuhan hewan. Area yang menarik bagi saya itu adalah area yang khusus menunjukkan pertumbuhan hewan, baik hewan bertelur maupun hewan menyusui. Ada beberapa gambar juga patung-patung yang menunjukkan proses tumbuh kembang dua jenis hewan itu. Sambil bercerita tentang proses menetasnya telur, saya mengajak Arya kilas balik saat telur ayam di rumah ibu saya menetas dan keluarlah ayam kecil yang lucu. Atau, saat saya menerangkan tentang kehamilan dan kelahiran pada hewan menyusui, Arya teringat dengan lahirnya anak-anak kucing di rumah ibu mertua saya beberapa waktu lalu.

Sebenarnya, ada satu area yang ingin saya resapi keberadaannya (bahasa apaan sih ini?) karena kemakan foto-foto yang banyak beredar di instagram. Rumah Terbalik. Apa lagi tujuannya kalau nggak foto-foto di sana. Meskipun nggak bawa kamera bagus dan hanya bermodal kamera ponsel, saya inginnya sih punya foto di area ini dengan cara dibantu petugas yang memang tugasnya ambil foto para pengunjung. Eh tapi karena lampu yang temaram dan suasanya memang agak-agak bikin merinding, Arya ogah-ogahan pas saya bilang buat foto-foto dulu. Ngambek dianya, maunya jalan terus dan cepat-cepat keluar. Sampai di luar, dia bilang, “Besok, kalau ke sini lagi, Mama jangan ajak aku masuk!” LOL


Bersebelahan dengan Rumah Terbalik, ada area yang Arya kelihat ingin sekali masuk. Water Outbond. Sebenarnya masih ada waktu sisa sih sebelum kami pulang, tapi karena sepertinya nggak bakal cukup, saya alihkan saja perhatian Arya ke permainan yang lain, seperti lempat bola untuk permainan Angry Bird atau mengambil bola-bola plastik dengan menggunakan ekskavator mini. Lumayanlah, saya bisa duduk sebentar sambil menunggu Arya selesaikan permainannya. Kalau jalan-jalan begini, betul banget kalau kita harus menggunakan pakaian yang nyaman. Sambil istirahat juga, saya masih sempat search baju yang nyaman di portal jual beli fashion muslim online. Siapa tahu, bisa digunakan untuk jalan-jalan di lain kesempatan.

Baca juga : Ingin Meningkatkan Kognitif Anak? Pilih 5 Mainan Ini

Menuju pintu keluar, kami melewati area yang luas sekali, yang memang sengaja disediakan untuk pengunjung bersantai. Ada banyak bangku dan meja untuk duduk, juga banyak kedai dan booth yang menyediakan berbagai macam cemilan dan minuman. Pelengkapnya, sebuah panggung besar yang menampilkan tarian tradisional modern. Tapi karena saya ingin segera istirahat dan Arya masih punya energi lebih, kami lanjutkan perjalanan menuju pintu keluar.


Sebelum pintu keluar, kami disuguhkan dengan sebuah bidang tanah yang ditanami padi. Sebagian, masih hijau, sebagian lagi sudah menguning pertanda siap panen, sebagian lagi sudah disiangi dan siap untuk ditanami kembali. Saya tanya ke Arya, padi bisa dimakan nggak sih. Dengan entengnya dia jawab kalau yang bisa dimakan itu adalah nasi. Hahaha, benar juga jawaban anak ini, emaknya saja yang ajukan pertanyaan nggak berbobot. Tapi ketika saya tanya alur dari padi menjadi nasi, dia belum paham. Oke, kesempatan untuk menjelaskan ke dia tentang ini.


Alhamdulillah, Arya suka diajak ke sini. Ditambah lagi, ketika akan menuju bus, kami masih sempat naik kereta kelinci yang memang disediakan untuk pengunjung supaya tidak usah jauh-jauh jalan kaki menuju area parkir mobil/bus. Kalau saya, suka banget dong. Ada banyak kesempatan ketika jalan-jalan di Eco Green Park sembari memberi edukasi ke Arya tentang pengenalan lingkungan di sekitar dia, cara melesatarikan lingkungan dan menunjukkan hewan-hewan langka yang tidak dengan mudah dijumpai di rumah. Apalagi, Arya punya pengalaman-pengalaman yang berhubungan dengan tema-teman yang ada di Eco Green Park. Tinggal menghubungkannya saja. Pengalaman dan pengetahuan.

Memberi tahu langsung kepada anak tentang pengetahuan yang dia dapat, bukankah itu yang paling baik? Supaya pengetahuan si anak bisa diperoleh dengan sempurna.
14 komentar on "Memberi Edukasi Pelestarian Lingkungan pada Anak di Eco Green Park, Batu, Malang"
  1. Anakku ngajak ke sini lagi. Emang bagus banget tempatnya. :)

    BalasHapus
  2. Aku beum pernah ke Batu. Kalau pas ke Malang, mampir deh. :D

    BalasHapus
  3. Anak lebih mudah menyerap hal positif dengan cara simulasi lansung. memberikan contoh yang baik agar diikuti. Sepakat dengan metode pembelajaran ini hehe

    BalasHapus
  4. Sayang sekali Salfa masih usia 2,5th. Jadi mungkin belum bisa sebagus Arya dalam memahami apa yang dilihatnya. Usia Salfa seneng-seneng aja diajak jalan, haha.

    BalasHapus
  5. Hai mba. Tempatnya cakep banget. Beberapa kali ke Malang malah belum pernah mampir ke sini, mba. Menarik sekali tempatnya :) Apalagi bisa bawa anak ya untuk edukasi

    BalasHapus
  6. Saya pernah kesini beberapa tahun yang lalu. Sekarang makin keren kali ya Mak....

    BalasHapus
  7. Wahahahahaaa.. Ngedate berdua sama anak lanang ya, Mbak. :D

    Aku jadi inget dulu sama Mamaku apa apa berdua. Sekarang akunya jauh dari Mama. Huhuhu. :'

    BalasHapus
  8. memang keren ya, edukasi sambil bermain memang amngasyikan, tanap sadar kita juga belajar

    BalasHapus
  9. Artikel yang bagus!
    Tempatnya juga Edukatif dan menyenangkan!
    Thanks sharingnya!

    BalasHapus
  10. wah seru banget tempatnya, bervariasi pula. yang kayak gini jg pengen saya terapkan nanti kalo udah punya anak, biar gak dibiasain liatnya mall terus dari kecil.

    BalasHapus
  11. Tempat asik buat liburan bersama anak-anak nih

    BalasHapus
  12. Pengen ngajak anak ke Batu, kayaknya seru.

    BalasHapus
  13. Udah kesanaa...senang banget apalagi naik sepeda listrik (apa ya namanya itu hehehe)..seru buat edukasi Anak yaa Mbak.

    Salam kenal

    BalasHapus

Jangan lupa kasih komen setelah baca. Tapi dimoderasi dulu yak karena banyak spam ^____^

Custom Post Signature

Custom Post  Signature