Blog milik Ria Rochma, blogger Gresik, Jawa Timur. Tulisan tentang parenting, gaya hidup, wisata, kecantikan, dan tips banyak ditulis di sini.

Menyapih. Semua Atas Nama Kenyamanan

| on
Jumat, Juli 26, 2013

credit
Menyusui adalah momen yang paling tidak bisa digantikan selama menjadi ibu, bagi saya pribadi lho ya. Saya senang menyusui. Saat menyusui Arya, saya merasa kalau Arya memang benar-benar membutuhkan saya sebagai ibunya. Dan saya merasakan bahwa hubungan kami semakin dekat meskipun kadang beberapa menit yang lalu penuh dengan peluh karena berbagai macam emosi yang harus kami keluarkan. Lupakan tentang memiliki tubuh yang indah dan payudara yang kencang. Karena menyusui, saya harus banyak makan. Karena menyusui, diet setelah melahirkan gagal. Karena menyusui, saya rela memiliki ukuran bra yang lebih besar satu tingkat ukurannya dan sering jadi bahan guyonan teman-teman juga tak pernah luput menggunakan bra khusus menyusui.

Tapi, sudah hampir satu minggu ini saya tidak menyusui Arya. Menyapih dia. Hiks, sedih. Sangat malah.

Usia Arya saat ini baru dua puluh satu bulan, kurang tiga bulan lagi sebenarnya untuk sempurnakan program menyusui Arya selama dua tahun. Tapi, lagi-lagi karena alasan 'setelah patah tulang' yang membuat saya harus tega menyapih Arya. Keputusan yang tidak saya rencanakan sebelumnya. Dalam rencana saya sebelum kecelakaan itu terjadi, saya akan mempersiapkan Arya dua minggu sebelum usia dua tahun khusus untuk menyapih dia. Dengan cinta. Weaning with love. Tapi planning itu gagal total.

Pasca operasi, tangan kiri saya harus di pen dan diberi gips untuk mempertahankan bentuk tulang. Saat di rumah sakit, dua hari saya tidak menyusui Arya. Pertama karena tangan saya yang baru operasi, dan kedua karena Arya takut melihat saya diinfus. Saat itu, beberapa orang menyarankan saya untuk sekalian menyapih Arya, tapi saya bilang tidak. Karena saya yakin saya bisa tetap menyusui Arya bagaimanapun kondisinya. Karenanya, saat Arya dibawa ke rumah sakit oleh ibu saya, saya selalu membujuk dia untuk mau menyusu. Dan berhasil.

Dan Arya mengerti sekali kalau saya sedang sakit. Dia pintar, tidak rewel, tidak bergelayutan, tidak terlalu minta digendong. Hanya saja, kebiasaan menyusunya berubah. Kalau sebelum kecelakaan dia suka menyusu dari kedua payudara, sekarang hanya suka dari payudara kanan saja. Kalau menyusu dari payudara kiri, saya harus membujuk dia dulu. Saya paham mengapa Arya tidak suka menyusu dari payudara kiri. Dia harus tengkurap di atas dada saya dulu karena posisi saya menyusui haruslah dengan posisi tidur. Posisi yang tidak nyaman bat dia. Karena alasan inilah yang membuat payudara kanan saya, nipple-nya jadi terluka. Berdarah. Dan saya harus menangis kalau menyusui. Beberapa kali saya mencoba menyusui Arya dari payudara kiri, dengan mempertahankan posisi tangan, dengan posisi Arya tidur di kasur, ternyata malah membuat tangan saya terasa ngilu. Dan lagi-lagi saya meringis kesakitan saat menyusui Arya.

Dengan berat hati saya putuskan untuk menyapihnya.

Mungkin saya terlihat seenaknya sendiri. Tapi ini pun juga demi kenyamanan kami berdua. Dengan vonis dokter bahwa tulang saya tidak bisa kembali pada posisi sempurna seperti sebelum kecelakaan, itu menjadi warning tersendiri bagi saya. Saya hanya ingin cepat sembuh, meskipun perkiraan dokter sekitar enam bulan baru bisa mengangkat beban berat. Asumsi saya, jika saya bersemangat mengikuti anjuran dokter, ada kemungkinan perkiraan enam bulan itu bisa menjadi lebih cepat. Ya, meskipun kemungkinan itu kecil. Karena itulah saya menyapih Arya. Supaya saya pun lebih cepat mengurus Arya kembali.

Menyapih Arya membuat saya sedih. Dua kali saya gagal menyapih. Apalagi jika bukan karena tidak tega dan tidak rela. Saya tidak tega menjauhkan proses menyusui dari Arya secara tiba-tiba. Saya tidak tega melihat Arya merengek-rengek minta menyusu saat dia tidak nyaman dengan sesuatu. Saya tidak rela juga melepas momen indah menyusui Arya. Ah, saya terlihat sangat bimbang dan cengeng saat itu.

Karena saya menyapih Arya mendadak tanpa persiapan apa-apa, ini membuat dia rewel selama tiga hari. Dan tentunya membuat emosi saya seperti diaduk-aduk. Antara sedih, marah, sebal, tidak puas, dan emosi-emosi negatif lainnya. Dan saat inilah, peran Papa dan ibu saya penting bagi kelabilan saya. Mereka berdua membantu saya mengalihkan perhatian Arya saat dia ingin menyusu. *Loph you, Pa, Bu*

Proses menyapih ini melelahkan. Bagi saya, bagi Arya, bagi Papa, bagi ibu saya. Karenanya, kerja sama kami dibutuhkan. Pemberian sugesti terus menerus pada Arya supaya Arya menjadi 'tidak mau' menyusu kami terapkan tanpa henti. Kami selalu mencari cara mengalihkan perhatian Arya dari menyusu. Selama empat hari, saya harus rela tidak tidur bersama Arya supaya sugesti kami berhasil. Bahkan saat saya mulai lelah dan menyerah, saya hampir saja meminta tolong ibu saya untuk membawa Arya ke dukun bayi untuk di'suwuk' supaya Arya permanen lupa untuk menyusu. Alhamdulillah, itu tidak terjadi.

Sampai postingan ini saya buat, kami masih berusaha semampu kami untuk menyapih Arya. Ada hasilnya, Arya mulai lupa menyusu. Hanya saat mau tidur saja dia menempel-nempelkan pipinya di payudara saya. Mungkin sebagai bentuk rasa kangennya dia menyusu ke saya *jadi pengen nangis**ambil roll tisu*.

Bagi ibu-ibu yang sungguh-sungguh menikmati proses menyusui, menyapih menjadi hal yang ingin dihindari. Tetapi, saya dan Papa menyadari satu hal. Menyapih adalah sebuah langkah dari sekian langkah kami untuk membangun kepercayaan diri dan kemandirian bagi Arya. Juga menjaga semangat kami untuk terus mengasuh Arya meskipun salah satu zona nyaman kami harus kami lepas. Demikian.




26 komentar on "Menyapih. Semua Atas Nama Kenyamanan"
  1. Duh menyapi itu emang rasanya seribu dosa menghampiri, hehe anak kedua saya itu disapih padahal 2 tahun tapi dia rewelnya minta ampun saat itu saya belum tahu yang metode sapih itu, jadi ya pake doa yang kuat aja . Sebulan dia rewel nya :(

    BalasHapus
  2. Iya mbak bnr.. Nyapiih iti rasanya perang batin.. Spt menguras energi, emosi n air mata.. Dlu proses nyapihku seminggu kl g slh, Moga2 Arya sgra terbiasa mbak.. Sabar ya... Smangaaattttt :-)

    BalasHapus
  3. Dududu....menyapih emang bikin galau ya mbak! Ayo mbak terus semangat. Aku pernah nulis di blog waktu nyapih Little Bee, mudah-mudahan bisa membantu yaaa http://www.morningraindrops.com/2011/09/winning-struggle-to-stop-breastfeeding.html

    BalasHapus
  4. mbak hana. ini arya seminggu masih rewel. sepertiya memang mencari perhatin supaya saya luluh lagi. :(

    @momtraveler. semangat!!!! harus itu. kalau tidak, kasian sayanya juga. hehe..

    @mayya. yuk, langsung ke sana, may...

    BalasHapus
  5. Kalau saya malah gelo karena angan angan melewati proses menyapih yang sulit tidak terjadi. Ceritanya..kurang seminggu Kevin berumur 2 tahun saya sibuk bepergian jadi terpaksa dia diberi susu dalam botol. Kalau malam ingin menyusu saya terpaksa bangun dan membuat susu dalam botol. Gak berselang lama waktu saya menyodorkan asi eh dia senyum senyum sambil geleng geleng ...lho dia sudah gak mau.! Berakiir deh masa menyusui Kevin ...

    BalasHapus
  6. @mbak alice. wah... sampai gelo gitu ya? mungkin saat aku di rumah sakit dan arya tidak kubujuk-bujuk mimik asi, mungkin nasibku kaya mbak alice :)

    BalasHapus
  7. wuaa.. ikut sedih bacanya. Alhamdulillah ga sampe ke dukun ya mbak. Arya pinter kok, pasti bisa. *sekalian menyemangati diri sendiri* Nisa bulan depan pas 2 tahun, dan nenennya makin nempel. Huhuhu. semangat mbak rochma, semoga tangannya cepet pulih lagi. aamiin. *peluk arya n mama*

    BalasHapus
  8. @mbak kartika. terima kasih doanyaaa.. iya, sempat kepikiran ke dukun, tapi nggak jadi. harus lebih konsisten ngasih sugesti ini. :)

    BalasHapus
  9. Kalau dampaknya membawa mudharat bagi sang ibu, yang nggak apa-apa menyapih sebelum dua tahun. Demi kebaikan bersama. Toh sudah ada susu bayi kan?

    BalasHapus
  10. Iya betul, Mak, tp mau gak mau harus disapih ya. Aku jg gagal pake weaning of love. Terus aja nyusu sampai umur 2,8 tahun. Akhirnya dia dikirim ke neneknya biar lupa. Tega sih, tp mau gimana lagi? Emaknya gak tega liat dia nangis2..

    BalasHapus
  11. Kalau emang terpaksa, dan demi kebaikkan bersama mungkin sudah sharusnya disapih ya,mbak. Tapi kalo ada keajaiban Allah datang, mba insyaalah sudah dalam kondisi sehat, siapa tau juga bisa nerusin menyusui hingga 2 tahun. Pasrahkan sama Allah mbak. Slm kenal ya,mba Rochma cantik :)

    BalasHapus
  12. Saya jg ibu menyusui dan untuk sementara melupakan yg namanya diet meskipun badan melar mbak.

    Menyapih memang susah2 gampang ya mbak. Belum mengalami tp sering dngr cerita orang2 :)

    BalasHapus
  13. @pak hp yitno. itulah alasan saya menyapih. soal susu instan, saya pilih susu UHT :)

    @mbak leyla. hm, tapi cara seperti itu mungkin lebih efektif ya. meskipun mendadak. hehe..

    BalasHapus
  14. @christanty. iya mbak, saya serahkan semuanya ke Allah. semoga mempercepat kesembuhan saya :)


    @mbak tarry. saya dulu waktu menyusui jg nggak diet. berat badan memang turun tp nggak bisa cepat. tp saya senang-senang aja tuh..

    BalasHapus
  15. Salam kenal. Semoga Arya ga rewel lg dan tangan ibunya cepat sembuh, ya :) Tahun lalu sy sukses menyapih si bungsu waktu usianya 23bln. Sengaja dipercepat krna sy ingin beribadah berpuasa dg lancar (sy tdk kuat puasa sambil menyusui). Setelah rewel selama 4 hari, akhirnya Dd lupa menyusu. Sy bilang susunya pahit, hehe. Sampai skr Dd suka iseng pegang2. Pas sy tawarin u nyusu, dia hanya ketawa sambil geleng2 :D

    BalasHapus
  16. Benerrrrr... masa haarus menyapih tuh perpisahan yg bukan cuma berat dijalankan oleh anak tapi juga oleh kita ibunya. Karena waktu menyusui tuh deket banget rasanya. Anakku hawna meski dah 7 tahun usianya sekarang dia masih suka naro kepala di atas dadaku jika merasa tidak nyaman..posisinyaa spt menyusui gitu.

    BalasHapus
  17. gmn ya rasanya???hihihihi.... *peluk aryaaaa mwah tlepoks

    BalasHapus
  18. yang berat kalo pas anak minta nyusu ya... saya pas lihat ponakan lagi disapih aja nggak tega, apalagi ibunya sendiri...

    BalasHapus
  19. Saya juga 'terpaksa' menyapih anak pertama saat dia usia 19 bulan. Saat itu bulan puasa. Saya terlalu kurus. Asi langsung mandeg. Huaaaaa langsung panik gak ada persiapan sama sekali. Walhasil si kecil selama seminggu rewel terus. Dia juga gak mau minum sufor.. :( Salam kenal, Ira

    BalasHapus
  20. miss kalo linda sih pas dua tahun dulu, linda ga ingat proses disapihnya sama mama gimana tp sejak ga minum ASI linda susah minum susu. dulu katanya kalo minum setengah cangkir aja disendokin butuh waktu sejam.

    kalo adek linda lebih kasihan, karena mama kena semacam tumor payudara jadi pecah terus ga bisa dipakai menyusui padahal baru dua bulan.

    serem bacanya waktu nipplenya luka...

    BalasHapus
  21. @emak rieweh. eh, kita sama lho mak. aku juga bilang ke arya kalau susunya pahit. sempat dia nggak mau, trus mau lagi. akhirnya, beberapa hari ini dia tidur sama neneknya biar nggak keinget nyusu :)

    @mbak ade. iyaaa.. arya masih suka pegang-pegang dada, tapi alhamdulillah beberapa hari ini nggak lagi. soalnya banyak pengalihan, mbak :)

    BalasHapus
  22. @iis. ntar kalau dah ada baby dan dah waktunya disapih ya.. :)

    @milo. iyaaaa, beratnya disitu. si anak dah nangis merengek, tapi kitanya kudu konsisten dengan aturan menyapih kita. tahan godaan si anak pokoknya.

    BalasHapus
  23. @mbak ira, salam kenal juga :) anak saya termasuk yang sulit minum. empat hari disapih, badannya langsung kurus soalnya minumnya sulit. air putih aja dia nggak selera. alhamdulillah, makannya masih doyan. jadinya, porsi makannya ditambah biar kembali berisi :)

    @linda. ih, dirimu sama kaya arya, lin. minumnya susaaaahhh banget. sedari awal lho dia. waktu minum ASIP. sekarang UHT, juga masih susah minumnya...
    sedih denger cerita adekmu.. semoga dia sehat terus ya,, :)

    BalasHapus
  24. iya mbak.. memang dengan menyusui lebih membangun kedekatan ya, si kynan juga sangat tergantung dengan saya, ga mbayangin kalo waktunya nyapih huhu..

    semangat ya buat arya dan miss, semoga sukses

    BalasHapus
  25. @nophi. bener tuh.. arya juga jadi deket ke saya. malah menuju ke manja. mungkin dengan menyapih bisa menumbuhkan kemandirian dia :)

    BalasHapus
  26. setuju bgt, rasanya sy gak pengen memasuki masa menyapih. Yg mewek gak cuma anaknya, sy juga. Tp cpt atau lamba kita hrs msk juga ke masa itu kan

    BalasHapus

Jangan lupa kasih komen setelah baca. Tapi dimoderasi dulu yak karena banyak spam ^____^

Custom Post Signature

Custom Post  Signature