Ratna masih diam. Tak ada kata yang muncul satu pun dari mulutnya untuk
menjawab pertanyaan Lis, ibu kandungnya. Hanya tangis yang bisa dilakukannya. Tapi,
tangis saja tak mampu melegakan hati ibunya. Lis terus menggoyang-goyang tubuh
Ratna demi mendapat sebuah jawaban.
“Jawab Ratna. Jawab!”
Lis mengulang pertanyaan yang sama, yang ditanyakan olehnya kepada
Ratna tiga menit yang lalu. Lis sudah tidak sanggup lagi menggoyang-goyang
tubuh Ratna. Tubuhnya sendiri terjatuh di lantai. Terduduk lemas. Menangis kencang.
Namun Ratna tetap diam. Bukan karena dia takut ibunya mengetahui
tentang kehamilannya. Tapi lebih karena dia tidak ingin ibunya sakit hati
setelah mengetahui kalau yang menghamilinya adalah ayah tirinya sendiri.
-107 kata-
-107 kata-
Oh ternyata
ReplyDeleteitu judul acara di tipi, iis :))
Deletewhuaa...
ReplyDeletejangan kaget mbak.. :)
Deletewah miris ujungnyaaa....
ReplyDeletemasalahnya, saya nggak bisa bikin dongeng romantis kaya denu...
DeleteAh, ternyata ayah tiri lebih kejam dari ibukota :D
ReplyDeleteihihihihih.. untung hanya di FF ini :))
DeleteOwh...FF tu bentuknya kek gini ya. hehe...baru tahu dah (asik dapat ilmu baru juga)
ReplyDeletenggak lebih dari 1000 kata, dan asa kejutan atau twist di akhir cerita.. ;)
Deletekacau ih si bapak (tiri) teh.. :(
ReplyDeleteiya mbak rinibee.. bapak (tiri) ini sepertinya menikahi Lis demi Ratna
DeleteYa.... ampun.... :)
ReplyDeletemenyedihkan :(
DeleteLhooo... kok gituuu... :(
ReplyDeletehu'um, endingny aseperti itu mbak niken
Deleteduh, ayah tiri yang tak tahu diri ya, Mbak....
ReplyDeleteuntung hanya ada di fiksi ini yah, mas..
DeleteWhatttt.. innalillahi, sungguh mengerikan.. :'(
ReplyDeletememang mengerikan :(
Delete