Blog milik Ria Rochma, blogger Gresik, Jawa Timur. Tulisan tentang parenting, gaya hidup, wisata, kecantikan, dan tips banyak ditulis di sini.

Pencapaian 2012, Resolusi 2013

| on
Senin, Desember 31, 2012
dari sini

Nanti malam, kita sudah merayakan yang namanya datangnya tahun baru. Pasti tuh ya, dimana-mana rame sama petasan, kembang api, konser sampai konvoi motor. Keluarga mertua saya saja, setiap malam tahun baru selalu membeli banyak kembang api, membeli DVD film terbaru buat ditonton bareng-bareng dan membuat banyak masakan yang jelas tidak akan habis malam itu juga. Gegap gempita tahun baru terasa sampai subuh, dan besok paginya alias tanggal 1 Januarinya, pasti yang namanya sampah ada dimana-mana. Tinggal tukang bersih-bersih yang kasian karena pekerjaan mereka bertambah.

Hm, saya nggak akan bercerita tentang malam tahun baru kok. Semua orang pasti akan merasakan euvorianya kok, hanya saja ada yang memilih hore-hore bersama keluarga atau kawan dengan rencana malam tahun baru yang seru, dan ada pula yang memilih biasa-biasa aja sambil melewatkannya dengan menonton film-film apik di televisi lalu menarik selimut untuk tidur seperti hari-hari biasanya. Yang mau saya ceritakan adalah perjalanan saya di tahun 2012 dan pembuatan resolusi saya di tahun 2013.

Membantu Urusan Administratif Suami? Why Not?

| on
Sabtu, Desember 29, 2012
dari sini

Siapakah diantara pembaca setia saya ini yang statusnya ibu rumah tangga full di rumah atau kerja hanya separuh hari? Silahkan angkat tangan tinggi-tinggi bareng saya. Wew, wewww, kenapa saya pakai tanya status segala? Eits, tunggu dulu, saya cerita dulu tentang saya, pekerjaan saya dan suami serta pekerjaan dia. *apaan sech ini?*

Sebelumnya, perkenalkan, saya adalah seorang guru bimbingan dan konseling di sebuah SMP negeri di Gresik. Pekerjaan yang saya lakukan tiap hari tidak menuntut saya untuk pulang sampai sore. Paling mentok, jam 2 siang udah pulang. Dan sisa waktunya, saya gantian sama ibu saya mengasuh si Puku.

Semua Karena Senyum

| on
Kamis, Desember 27, 2012
dari sini

Ia tersenyum pada lelaki tak dikenal yang murung itu.

Senyum itu tampaknya membuat perasaan lelaki itu menjadi lebih baik.
Lelaki itu akhirnya teringat kebaikan seorang temannya dulu dan menyuratinya untuk mengucapkan terima kasih.

Temannya sangat senang menerima surat itu, 
sehingga ia meninggalkan tip besar saat makan siang.

Si pelayan, terkejut melihat jumlah tip itu.
Lalu dia mengikuti firasatnya, dan mempertaruhkan semua uang tip untuk mengikuti sebuah kuis di televisi. Dan dia menang.
Besoknya, ia mengambil uang yang dimenangkannya dan memberinya sebagian pada lelaki di jalan.

(flash fiction) Tidak Peduli

| on
Selasa, Desember 25, 2012
dari sini

“Mama, lihat!! Hitunganku kali ini benar kan?” Ucapku sambil menoleh ke arah Mama.

“Aku sudah bisa menghitung banyak angka. Aku hitung ya. Satu, dua, tiga, empat, lima. Ada lima angka yang sudah bisa aku kalikan dengan tiga angka lainnya. Aku pintar kan, Ma?” Tanyaku lagi bersemangat. Mama tetap tidak menyahut. Masih saja berbicara dengan mimik wajah cemberut dengan para tetangga.

“Ma, lihat dong kerjaanku!!” Kali ini aku berteriak lebih keras sambil melempar kapur yang aku pegang ke arah tembok.

#postcardfiction : Untuk Pak Dayat

| on
Minggu, Desember 16, 2012
Adalah pak Dayat, pesuruh di sekolah tempatku mengajar yang lima hari lagi akan pensiun. Seorang pesuruh yang giat ketika kepala sekolah atau guru-guru meminta bantuan padanya. Tapi sepertinya, moment pensiunnya pak Dayat tidak menjadi moment khusus bagi para guru mengingat jadwal mengajar para guru yang full day dari pukul 7 pagi sampai 4 sore.

***

Handphoneku berdering, muncul nama Fifi di sana. Teman dekatku di sekolah ini yang mana dia juga sebagai pengajar matematika.

"Iya, Fi? Gimana? Dah ready?" Tanyaku setelah mengucapkan salam ketika mengangkat teleponnya. Fifi menyampaikan dengan detail bahwa persiapan sudah selesai dan tinggal melaksanakan skenarionya saja.

Aku mengangguk-angguk lalu menutup telepon dan mencari nomer lain di kontak handphone.

"Yan, orang-orang suruh kumpul sekarang ya. Mumpung masih istirahata" Ucapku saat Yayan, rekan kerjaku yang mengajar bahasa daerah, menjawab teleponku. Setelah kami mengakhiri perbincangan singkat kami, aku segera berlari ke ruang guru.

***
"Pak Dayat, tolong ke ruang guru ya. Sepertinya tadi bu Yuni mencari bapak. Mejanya kena rayap ato apa gitu." Ucapku saat berpapasan dengan pak Dayat yang saat itu sedang berbicara dengan Fifi. Perbincangan mereka merupakan skenario kami. Aku, Fifi dan Yayan.

"Iya Bu Rika." Jawab pak Dayat yang kemudian berpamitan kepada kami lalu berjalan cepat menuju ruang guru.

Sesampainya di ruang guru, pak Dayat disambut dengan tepuk tangan yang meriah. Jabat tangan dan ucapan terima kasih silih berganti dari para guru atas pengabdiannya di sekolah kami. Bahkan ada beberapa guru yang memberi bingkisan. Saat aku memasuki ruangan, tampak air mata menggenang di ujung matanya. Yayan memberi sapu tangan kepada pak Dayat lalu memeluknya erat.

"Pak, terima kasih atas pengabdian Bapak. Selamat jalan." Ucapku saat bersalaman dengannya. Dan aku lega, karena berhasil mengadakan perayaan sederhana untuknya meskipun pak Dayat hanya pesuruh sekolah.

-285 kata-

#postcardfiction : Ulang Tahun Riko

| on
Senin, Desember 10, 2012

Suasana di dalam hall sangat meriah. Balon-balon berjejeran rapi, saling terikat pada sebuah tali rafia berwarna merah yang kemudian direkatkan di dinding. Sebuah roti tart putih yang dihias dengan krim bergambar karakter Spiderman, sudah menunggu manis di atas meja kecil dan siap dipotong kecil-kecil lalu di santap bersama. Tumpukan kado di atas meja sudah menggunung. Meskipun ukurannya tidak besar (dan aku yakin hadiahnya tidak mahal), tapi menunjukkan bahwa si penerima kado ini adalah anak yang memiliki banyak teman di panti asuhan ini. Panti asuhan 'Mulia Hati'.

Tak lama menunggu, alunan lagu Selamat Ulang Tahun sudah menggema dan anak laki-laki berkaos merah dengan gambar spiderman bersiap meniup lilin yang ada di atas kue tart. Dan setelah lagu itu selesai, anak laki-laki itu langsung meniup lilin dan bersorak bersama teman-temannya. Bahagia terlihat di wajahnya. Segera dia memotong kue tartnya dua potongan ukuran besar lalu bergegas berlari ke arah kami dan menyodorkan potongan kue itu kepada kami.

"Selamat ulang tahun, Riko. Semoga selalu sehat dan pintar." Ucapku sambil mencium keningnya. Rasa haru tidak bisa aku sembunyikan dan air mataku meleleh perlahan. Suamiku menyentuh pundakku pelan, mengingatkan bahwa aku harus bisa menahan perasaanku hari ini.

"Terima kasih Bu Rika, Pak Johan. Terima kasih untuk acara ulang tahunku yang meriah hari ini." Ucapnya senang lalu memeluk kami berdua. Kemudian dia berlari dan bergabung kembali bersama teman-temannya.

Kualihkan pandanganku ke wajah suamiku. Ada senyum di wajahnya ketika kami saling menatap.

"Kamu sudah yakin, Sayang?" Tanya suamiku sambil menaruh lengannya di pundakku.

"Yakin Sayang. Dia pasti semakin senang hari ini kalau dia tahu kita akan mengadopsinya." Jawabku mantap. Semantap keinginanku memiliki anak setelah 10 tahun pernikahan kami yang sepi dari celoteh anak.

Mari, Layani Customer Kita dengan Ramah

| on
Sabtu, Desember 08, 2012
dari sini

Pernahkan anda sebagai calon customer merasa tidak dihargai ketika akan membeli suatu barang? Hubby saya pasti yang angkat tangan paling tinggi. Ya, beberapa hari yang lalu, hubby saya merasa menjadi calon customer yang sangat tidak dihargai. Ini neh ceritanya.

Beberapa minggu ini, saya dan hubby disibukkan dengan rencana untuk membeli sebuah mobil karena hubby yang lokasi bekerjanya di luar kota. Setelah browsing di berbagai situs jual beli, kami akhirnya memutuskan untuk membeli bekas tetapi lewat showroom. Karena hubby yang kerjanya dari hari senin sampai sabtu, akhirnya dia memutuskan untuk ambil cuti satu hari buat ceki-ceki di salah satu showroom di Surabaya yang menjual mobil yang kami harapkan.

Sampai di showroom yang dimaksud, hubby langsung parkir motor dan bergegas masuk showroom karena udah mendung. Di depan hubby, ada beberapa orang yang menurut hubby sepertinya karyawan sebuah kantor karena mereka pakai seragam yang sama dan boleh aja tuh masuk sama satpam. Waktu hubby mau masuk showroom, eh, sama satpam malah dihentikan. Ini neh pecapakannya.

Custom Post Signature

Custom Post  Signature